kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Ini tugas berat Perry Warjiyo selaku calon Gubernur BI versi DPR


Senin, 05 Maret 2018 / 17:11 WIB
Ini tugas berat Perry Warjiyo selaku calon Gubernur BI versi DPR
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo - Seminar Ekonomi Syariah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, DPR telah menerima surat dari Presiden RI Joko Widodo terkait calon Gubernur BI. Dalam surat itu hanya ada satu nama, yakni Perry Warjiyo.

Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno mengatakan, di balik pencalonan Perry oleh Presiden Jokowi, presiden ingin agar proses pencalonan tersebut lebih smooth dan tak ada rivalitas. Adapun, dari segi figur, Perry sendiri merupakan sosok yang terpercaya.

"Presiden beri kepercayaan betul kepada figur ini. Pasti pertimbangannya masak dan menyeluruh. Tidak mungkin dikirim orang yang tidak kredibel. Sebagai satu-satunya calon, berarti dia yang terbaik," kata Hendrawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/3).

Meski begitu, Perry tetap memilki pekerjaan rumah yang perlu diemban saat menjabat nanti, yakni menjaga inflasi dan nilai tukar rupiah agar stabil.

Selain itu, ia mengingatkan agar kerja sama BI sebagai salah satu anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan lembaga lainnya dalam KSSK bisa berjalan dengan lebih baik.

"Empat pilar sistem keuangan harus bisa kerja sama. Menkeu dengan fiskal, OJK mikro, LPS sebagai buffer atau penyangga stabilitas keuangan, dan BI dari sisi makro dan makroprudensial," ucapnya.

Menurut Hendrawan, perekonomian dunia yang kian tak pasti harus diantisipasi oleh BI. Ketidakpastian ini bisa terlihat dari melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini yang disebabkan oleh faktor eksternal.

Di saat yang sama, BI juga perlu bisa membantu pemerintah megakselerasi pertumbuhan ekonomi. "Ekonomi dicek sehat semua tapi kenapa pertumbuhannya rendah. Kami ingin seperti dulu 6%," kata dia.

Dengan demikian, yang terpenting adalah suku bunga bisa lebih rendah lagi. Meski begitu, menurut Hendrawan, langkah BI turunkan suku bunga acuan 8 kali ketika The Fed naikkan FFR sebanyak 5 kali sudah benar arahnya, tapi efeknya belum terasa.

"Sistem keuangan kita kaku, apakah konglomerasi tidak sehat, atau ada yang disembunyikan, NPL tinggi tapi dibilangnya rendah. Banyak yang harus kita teliti," katanya.

Selain itu, menurut Hendrawan, berkembangnya fintech juga harus diantisipasi oleh bank sentral. "Fintech juga menjadi tantangan bagi Gubernur BI baru supaya tidak berdampak buruk ke sistem keuangan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×