kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.165   35,00   0,22%
  • IDX 7.061   77,00   1,10%
  • KOMPAS100 1.056   15,23   1,46%
  • LQ45 830   13,06   1,60%
  • ISSI 214   1,28   0,60%
  • IDX30 423   7,14   1,72%
  • IDXHIDIV20 510   8,21   1,64%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,77   0,62%
  • IDXQ30 141   2,14   1,54%

Ini Semangat Pemerintah Lakukan Pengetatan Barang Impor


Kamis, 12 Oktober 2023 / 08:30 WIB
Ini Semangat Pemerintah Lakukan Pengetatan Barang Impor


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah akan melakukan pengetatan impor barang.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah merumuskan postive list untuk produk impor yang bisa masuk ke Indonesia. 

Selain itu, pemerintah juga mengembalikan sistem pengawasan di luar kawasan pabean (post border) menjadi pengawasan pabean (border). Sehingga, barang impor dapat diperiksa terkait kelengkapan persyaratannya. 

"Misalnya, kesesuaian terhadap Standar Nasional Indonesia (SNI), izin impor, dan sertifikat impor, semua kita perketat," kata Zulhas dalam keterangannya, Selasa (10/10). 

Baca Juga: Pemerintah Perketat Aturan Impor, Ini Alasannya

Pemerintah, lanjut Zulhas, juga telah mengatur sosial media, social commerce dan niaga elektronik (e-commerce) melalui Peraturan Menteri Perdagangan No 31 Tahun 2023 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). 

Aturan ini dibuat untuk melindungi UMKM salah satunya juga dari banjirnya barang impor. 

Baca Juga: Menakar Dampak Kebijakan Pengetatan Barang Konsumsi Terhadap Dunia Usaha

Sebelumnya, rencana pengetatan barang impor, khususnya dari China juga telah disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijo. 

Susiwijono mengatakan, ketegangan antara Amerika Serikat dengan China mengakibatkan tidak terserapnya produk asal Negeri Tirai Bambu. Oleh karenanya, produsen China tengah mencari pasar baru untuk produk-produknya. 

"Sehingga pasti arahnya ke Asia, terutama Indonesia karena marketnya besar," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×