Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) memprioritaskan penciptaan ekosistem usaha yang adaptif di tengah pandemi Covid-19.
Dengan kondisi pandemi yang mulai terkendali, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, tahun 2022 Indonesia sudah mulai dapat memasuki tahap pemulihan ekonomi UMKM dan koperasi lebih cepat dan transformatif.
Tahun 2022 Teten menyebut, menjadi fase memasuki tahun pemulihan transformatif. Dimana pemulihan tidak sekedar tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi, tetapi sekaligus menyiapkan UMKM dan koperasi lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa-masa akan datang.
"Kami optimis, bermodalkan 5 pondasi adaptasi yang telah disiapkan disepanjang 2021, pemulihan transformatif di 2022 dapat kita wujudkan," kata Teten dalam Konferensi Pers Refleksi 2020 & Outlook 2022, Kamis (30/12).
Baca Juga: Kemenkop Beri Kesempatan KSP Sejahtera Bersama Bayar Anggota Hingga Akhir Tahun
Adapun lima pondasi adaptasi yang telah dijalankan di tahun ini diantaranya, kemudahan akses pembiayaan, perluasan pasar dan digitalisasi, kemitraan, pendataan dan reformasi birokrasi.
Teten menjelaskan, berkaca dari populasi generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z mencapai 64,69% dari total 270,20 juta jiwa penduduk. Maka, perempuan anak muda dan ekonomi hijau akan menjadi penggerak ekonomi ke depan. Kepemimpinan Indonesia di G20 juga disebut menjadi momentum pemulihan transformatif.
"Oleh sebab itu 70% dari prioritas program ke depan akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha yang ramah lingkungan," jelasnya.
Kemudian, pemulihan transformatif kedua ialah mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil. Teten menjelaskan, melalui sektor riil pembukaan lapangan pekerjaan akan lebih luas dan memperkuat kemandirian pangan nasional.
"Saya udah dapat arahan dari Presiden supaya kita mengurangi impor, karena itu harus diperkuat sektor riil produksi bukan lagi hanya sektor perdagangan. Maka pembiayaan LPDB kita patok 40% untuk sektor rill agar juga memacu pembiayaan perbankan dan nonperbankan lebih terkonsolidasi ke dalam ekosistem sektor riil," ungkap Teten.
Pemulihan transformatif tahun 2022 selanjutnya di sektor UMKM dan koperasi ialah meningkatkan jumlah UMKM untuk masuk ke ekosistem digital sebesar 30%, atau 20 juta UMKM ditargetkan go digital. Saat ini UMKM yang telah on boarding ke ekosistem digital sebesar 16,9 juta pelaku usaha. "Tahun depan kita targetkan sekitar 20 juta [go digital], ini tahapan untuk mencapai 30 juta pada tahun 2024," ujarnya.
Melalui ketiga agenda pemulihan transformatif tersebut, Teten optimis target Kementerian Koperasi dan UKM di 2022 bisa terpenuhi. Adapun target yang dicanangkan KemenkopUKM diantaranya, kontribusi Koperasi terhadap PDB dapat naik lebih dari 6,2% atau di atas target RPJMN di 2024 yaitu 5,5%.
Kemudian kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63% naik dari kontribusi saat ini yang baru 61%. Teten juga menargetkan kenaikan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,75%. Kemudian ditargetkan terbentuknya koperasi modern sebanyak 150 unit.
Baca Juga: Kementerian Koperasi UKM targetkan pertumbuhan wirausaha 4% di 2024
Selanjutnya kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor non migas ditargetkan sebesar 15,8%. Rasio kredit perbankan untuk UMKM juga ditargetkan naik di atas 20%, dimana saat ini masih 19,8%. "Lalu usaha mikro bertranformasi dari informal ke formal, dimana ukuran kita adalah mereka memiliki nomor induk berusaha di tahun 2022 bertambah dari 2,5 juta jadi 5,5 juta UMKM," tuturnya.
Guna mencapai target-target tersebut Teten menegaskan tak dapat diraih oleh pihaknya sendiri. Oleh karenanya Teten membuka kolaborasi dengan banyak pihak mulai dari asosiasi UMKM, Kepala Daerah, Kepala Dinas yang membawahi Koperasi dan UMKM dan juga Kementerian/Lembaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News