kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Penyebab Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Februari 2023 Naik Jadi 47,83%


Senin, 03 April 2023 / 13:49 WIB
Ini Penyebab Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Februari 2023 Naik Jadi 47,83%
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Februari 2023 mencapai 47,83%.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Februari 2023 mencapai 47,83%. Angka tersebut meningkat 2,97% secara month to month (MtM) dan naik 9,29% secara year on year (YoY).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penyebab kenaikan TPK pada Februari 2023 karena adanya event internasional maupun agenda nasional.

"Event internasional, yakni Asian Touisnm Forum 2023 dan pertemuan anggota East Asia Hydrographic Commission," ucap dia dalam konferensi pers, Senin (3/4).

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Mencapai 701.930 pada Februari 2023

Selanjutnya, Pudji menyebutkan, agenda nasional yang memengaruhi peningkatan TPK, yaitu adanya rakernas perhimpunan hotel dan restoran Indonesia serta penyelenggaraan konser musik.

Dia menerangkan, TPK hotel klasifikasi bintang tertinggi tercatat berada di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yaitu sebesar 60,71%. Adanya kegiatan rakernas asosiasi pemerintah provinsi seluruh Indonesia dan agenda dari pemerintah daerah atau swasta membuat reservasi hotel di Kaltim meningkat.

"Rata-rata lama menginap hotel klasifikasi bintang pada Februari 2023 selama 1,63 hari atau sekitar 2 hari. Angka itu turun 0,02 poin dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia.

Setelah Kaltim, Pudji menyebut, posisi kedua disusul Yogyakarta sebesar 58,97% dan Sulawesi Tenggara seesar 55,22%. Adapun 3 provinsi terendah berada di Maluku 31,09%, Bangka Belitung 29,08%, dan Sulawesi Barat sebesar 28,25%.

Baca Juga: Inflasi Pangan Indonesia di Maret 2023 Turun ke Level 5,83%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×