CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Ini Penyebab Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Februari 2023 Naik Jadi 47,83%


Senin, 03 April 2023 / 13:49 WIB
Ini Penyebab Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Februari 2023 Naik Jadi 47,83%
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Februari 2023 mencapai 47,83%.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Februari 2023 mencapai 47,83%. Angka tersebut meningkat 2,97% secara month to month (MtM) dan naik 9,29% secara year on year (YoY).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penyebab kenaikan TPK pada Februari 2023 karena adanya event internasional maupun agenda nasional.

"Event internasional, yakni Asian Touisnm Forum 2023 dan pertemuan anggota East Asia Hydrographic Commission," ucap dia dalam konferensi pers, Senin (3/4).

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Mencapai 701.930 pada Februari 2023

Selanjutnya, Pudji menyebutkan, agenda nasional yang memengaruhi peningkatan TPK, yaitu adanya rakernas perhimpunan hotel dan restoran Indonesia serta penyelenggaraan konser musik.

Dia menerangkan, TPK hotel klasifikasi bintang tertinggi tercatat berada di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yaitu sebesar 60,71%. Adanya kegiatan rakernas asosiasi pemerintah provinsi seluruh Indonesia dan agenda dari pemerintah daerah atau swasta membuat reservasi hotel di Kaltim meningkat.

"Rata-rata lama menginap hotel klasifikasi bintang pada Februari 2023 selama 1,63 hari atau sekitar 2 hari. Angka itu turun 0,02 poin dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia.

Setelah Kaltim, Pudji menyebut, posisi kedua disusul Yogyakarta sebesar 58,97% dan Sulawesi Tenggara seesar 55,22%. Adapun 3 provinsi terendah berada di Maluku 31,09%, Bangka Belitung 29,08%, dan Sulawesi Barat sebesar 28,25%.

Baca Juga: Inflasi Pangan Indonesia di Maret 2023 Turun ke Level 5,83%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×