kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini pengalaman 3 negara yang gagal melakukan redenominasi


Senin, 13 Juli 2020 / 06:54 WIB
Ini pengalaman 3 negara yang gagal melakukan redenominasi
ILUSTRASI. Redenominasi Rupiah ----- Petugas menghitung uang rupiah di cash center Bank Mandiri Jakarta, Rabu (19/7). Bank Indonesia dan Komisi sebelas DPR sedang menggodok payung hukum redenominasi rupiah. Masa transisi redenominasi deperkirakan memakan waktu tujuh


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu penyederhanaan nilai rupiah atau yang dikenal dengan istilah redenominasi kembali digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI). 

Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1. Redenominasi pernah dilakukan oleh beberapa negara di dunia. Ada yang berhasil dengan baik, ada pula yang dampaknya tidak begitu berarti bagi perekonomiannya, bahkan mengalami kegagalan yang mendekatkan pada krisis ekonomi. 

Berikut contoh 3 negara yang pernah berlakukan redenominasi. 

Baca Juga: Waktu pembahasan RUU Redenominasi rupiah masih belum jelas

1. Brasil 

Brasil tercatat pernah melakukan redenominasi pada mata uangnya. Kendati demikian, negara ini mengalami banyak kerugian setelah mengubah jumlah digit karena buruknya kondisi ekonominya saat itu. Situasi politiknya juga masih bergejolak. 

Pasca-redenominasi, mata uang Brasil terdepresiasi parah terhadap dollar AS. Tingkat inflasi juga naik tajam hingga sempat mencapai 500% per tahun. Pemerintah dan Bank Sentral Brasil mengubah nomimal sekaligus mata uang dari cruzeiro menjadi cruzado sepanjang tahun 1986 sampai tahun 1989. 

2. Korea Utara 

Pemerintah komunis Korea Utara pernah melakukan redenominasi dengan mengubah 100 won menjadi 1 won. Namun realisasi di lapangan jauh dari sukses. Di pemberlakukan redenominasi pada tahap awal, banyak warga yang panik karena kurangnya sosialisasi. Saat itu, banyak warga yang datang ke bank menggantikan uang lama dengan uang baru, namun stok uang baru malah banyak yang tidak tersedia. 

Baca Juga: Kemenkeu tegaskan pembahasan RUU Redenominasi rupiah tak dibahas tahun ini

Banyak kalangan menilai, redenominasi mata uang won Korea Utara dilakukan di waktu yang kurang pas, karena saat itu mereka tengah dilanda krisis. 




TERBARU

[X]
×