Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Selanjutnya, dia juga berharap industri dan kelembagaan di bidang pariwisata terus ditingkatkan. Tak hanya memperbaiki kelembagaan dari sisi sumber daya manusia yang semakin berkualitas,daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global pun harus meningkat.
Arief mengatakan, Travel & Tourism Competitiveness Index (TTC)) ditargetkan berada di ranking 30-an atau sama dengan pariwisata Malaysia. Posisi daya saing (TTCI) Indonesia saat ini berada di rangking 42 dari 136 negara atau naik 8 peringkat dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hutama Karya kembangkan kawasan wisata terintegrasi di Bakauheni pada 2021
Arief pun berharap, pemerintah selanjutnya bisa meningkatkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata. Beberapa tahun terakhir, devisa dari sektor pariwisata terus mengalami peningkatan.
Sejak 2016, devisa dari sektor pariwisata Indonesia sudah mencapai US$ 13,46 miliar, meningkat menjadi US$ 15,24 miliar di 2017, lalu meningkat menjadi US$ 19,29 miliar di 2018, dan ditargetkan mencapai US$ 20 miliar tahun ini.
"Harapan saya, pariwisata tetap menjadi penghasil devisa yang terbesar," kata Arief.
Baca Juga: Tim ekonomi kabinet Indonesia Maju diisi banyak politisi, ini kata ekonom
Wishnutama pun mengakui presiden sudah menugaskannya untuk mendorong penerimaan devisa dari sektor pariwisata. Namun, dia mengaku belum menetapkan berapa besar target devisa yang bisa dihasilkan tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News