Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa bonus domografi yang akan dialami Indonesia merupakan potensi besar lantaran sebagian besar penduduknya berusia produktif.
Menurutnya, apabila Indonesia ingin maju ke depan adalah dengan instrumen hilirisasi. Tanpa hilirasi, Bahlil bilang, ekomomi Indonesia tidak maju dan bahkan berpotensi mundur ke belakang.
"Bila kita ingin generasi Indonesia maju ke depan, hilirisasi adalah kuncinya. Tanpa langkah ini, kita beresiko mundur bahkan kembali ke titik awal," ujar Bahlil dalam unggahan di instagram pribadinya @bahlillahadalia, dikutip Jumat (2/2).
Baca Juga: Jelang Akhir Kekuasaan Jokowi, Proyek Hilirisasi Batubara Masih Jalan di Tempat
Selain itu, hilirisasi juga menjadi kunci agar Indonesia keluar dari jebakan pendataan kelas menengah (middle income trap).
"Untuk keluar dari middle trap income, kita harus menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas, dan investasi melalui hilirisasi adalah instrumen yang kita butuhkan," katanya.
Kementerian Investasi/BKPM mencatat, realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp 345,44 triliun sepanjang 2023.
Baca Juga: Ekonom: Hirilisasi Smelter Belum Mampu Sejahterakan Perekonomian Sekitar
Investasi di bidang hilirisasi tersebut di antaranya, pada sektor mineral terdiri dari smelter yang nilainya Rp 216,8 triliun. Ini terdiri dari nikel mencapai Rp 136,6 triliun, bauksit Rp 9,7 triliun, dan tembaga Rp 70,5 triliun.
Kemudian, di sektor pertanian yakni Cure Plam Oil (CPO) menjadi oleochemical sebesar Rp 50,8 triliun. Sektor kehutanan yakni plup dan paper mencapai Rp 51,8 triliun.
Selanjutnya pada sektor minyak dan gas yakni petrochemical mencapai Rp 46,3 Triliun. sektor ekosistem kendaraan listrik yakni baterai kendaraan listrik mencapai Rp 9,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News