Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Calon Dirut Pertamina dan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) yang akan duduk di bawah Kabinet Jokowi-JK mendapatkan perhatian dari publik. Sebab, energi dan gas menjadi sektor strategis yang akan berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.
Mantan Danjen Marinir Letjen Suharto mengatakan jika Indonesia ingin berdaulat di sektor energi, maka perlu diisi dengan orang-orang yang memiliki nasionalisme tinggi.
"Saya dengar selama ini katanya yang akan menempati posisi strategis di sektor energi tuh orang yang berkepentingan asing dan pernah berurusan dengan hukum," ujarnya Kamis (9/10) malam.
Mencuatnya nama Darwin Silalahi yang akan mengisi posisi Direktur Utama Pertamina, ditambah dengan hadirnya nama Triharyo 'Hengki' Soesilo yang akan duduk sebagai Menteri ESDM dalam kabinet Jokowi-JK, menuai tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan.
Terkait nama Darwin, sambungnya, dia sudah lama bekerja di perusahaan asing, maka diragukan jiwa nasionalisnya.
"Dia sudah makan gaji dari asing. Jangan-jangan bukan merah putih dia, entah merah putih biru, atau merah putih apalah. Untuk posisi Dirut di perusahaan sekaliber Pertamina, dibutuhkan jiwa nasionalis yang kuat. Kalau memang nantinya diisi oleh Darwin, semoga saja dia nasionalisnya kuat. Karena jika dilihat dari sejarah pekerjaan mereka, saya tidak yakin kalau dia memiliki jiwa merah putih yang kuat," sambungnya.
Sementara itu, terkait nama Hengki yang digadang-gadang akan menempati posisi orang nomor satu di Kementerian ESDM, Suharto menanggapi bahwa dalam tubuh Kabinet Jokowi-JK juga tidak boleh diisi oleh personal yang pernah bermasalah dengan hukum. Hal tersebut justru dinilai berbahaya bagi kubu Jokowi.
"Yang sudah tersandung kasus pun jangan, bahaya. Kalau menurut saya, kalau orang itu sudah tersandung kasus itu coret saja," ujarnya.
Lagipula, lanjutnya, ada 250 juta-an rakyat Indonesia, banyak orang yang berkompeten dalam bidang itu, dan bahkan belum tersandung kasus.
"Kita kan masih punya 250 jutaan rakyat, bukan tidak menghargai dia, tapi kita lebih menghargai yang 250 juta lainnya yang belum tersandung kasus. Masih banyaklah orang yang berkompeten yang belum tersandung kasus. Masa kita terlantarkan orang baik dan lebih mengedepankan orang yang sudah tersandung kasus," lanjutnya.
Ketika ditanyai seperti apa kriteria calon Menteri ESDM dan Pertamina, menurutnya hanya ada dua hal yang paling utama yang patut di kedepankan. Pertama, orang itu memiliki keahlian dan profesionalisme, kedua yang paling penting adalah yang berjiwa merah putih.
"Dia harus berpikir kalau dia sedang bekerja untuk rakyatnya, bukan bekerja untuk asing," tuturnya. (Sanusi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News