kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kata ekonom soal defisit anggaran


Kamis, 18 Desember 2014 / 16:52 WIB
Ini kata ekonom soal defisit anggaran
ILUSTRASI. Film Kembang Api asal Indonesia berhasil masuk dalam jajaran top film Netflix hari ini (3/7) setelah tayang perdana pada akhir pekan lalu.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah ingin menjaga defisit anggaran dalam level yang sehat dan tidak melewati pagu. Meski asumsi rupiah akan dinaikkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015, pemerintah akan tetap menjaga defisit sesuai dengan target yang diinginkan.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, besaran defisit anggaran tidak perlu dipersoalkan pemerintah. Pasalnya, setiap tahun defisit anggaran selalu tidak mencapai target karena serapan belanja yang rendah. "Tahun lalu defisit hanya tercapai 1,6% dari target 2,5%," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Kamis (18/12).

Yang dirinya khawatirkan adalah pembiayaan melalui utang yang selalu terpenuhi sedangkan belanja tidak pernah maksimal. Ke depannya pemerintah perlu memperbaiki penyerapan belanja.

Pembiayaan melalui utang yang selalu terpenuhi sedangkan belanja yang tidak tercapai akan mengakibatkan utang yang telah digelontorkan pemerintah menjadi sia-sia. "Padahal utang itu harus terus dibayar oleh pemerintah setiap tahunnya," tandasnya.

Sebagai informasi, pemerintah mengubah asumsi rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada awal tahun depan. Asumsi rupiah akan ditaruh pada level Rp 12.000-an.

Sebelumnya dalam APBN 2015, asumsi rupiah adalah Rp 11.900 per dollar Amerika Serikat (AS). Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan rupiah yang dinaikkan dalam bujet anggaran tidak akan membuat defisit besar.

Defisit masih tetap bisa mengarah ke level 2% dari PDB. "Gara-gara rupiah yang naik cuma satu yaitu bunga cicilan," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/12).

Mengenai beban pengeluaran pemerintah khususnya subsidi bahan bakar minyak (BBM), ia mengakui anggaran subsidi BBM akan kecil sekali dalam RAPBN-P 2015. Penurunan itu diakibatkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000/liter yang telah dilakukan pemerintah. Asal tahu saja, defisit anggaran dalam APBN 2015 adalah 2,21% dari PDB atau Rp 245,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×