kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah akan turunkan defisit anggaran jadi 2%


Minggu, 23 November 2014 / 15:00 WIB
Pemerintah akan turunkan defisit anggaran jadi 2%
ILUSTRASI. El Nino adalah fenomena yang dapat memicu kekeringan, kemarau panjang, hingga gagal panen di Indonesia./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/07/2015.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah akan menurunkan defisit anggaran lebih jauh dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. Defisit akan diturunkan 0,2% menjadi 2%.

Sebelumnya dalam APBN 2015 defisit anggaran sebesar 2,21% dari PDB atau Rp 245,9 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penurunan defisit ke 2% ini akan didapat dari penghematan anggaran kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Dari pengalihan ada yang ke sana," ujar Bambang akhir pekan ini. Mengenai berapa besar penghematan anggaran yang akan dialihkan untuk menekan defisit, dirinya masih menutup rapat.

Asal tahu saja, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000 per liter terhitung sejak 18 November 2014 memberikan penghematan anggaran Rp 110 triliun-Rp 140 triliun pada tahun depan. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang akan diajukan pemerintah, harga minyak Indonesia (ICP) rencananya akan mengalami penurunan.

Patokan ICP berubah karena harga minyak dunia mengalami penurunan. Berdasarkan data Kemkeu yang diterima KONTAN beberapa waktu lalu, Kemkeu memprediksi rata-rata ICP pada tahun 2015 sebesar US$ 100,67 per barel. Padahal dalam APBN 2015 pemerintah mematok pagu ICP sebesar US$ 105 per barel.

Dirjen Anggaran Askolani sebelumnya pernah menjelaskan setiap penurunan US$ 1 per barel akan mengempiskan defisit anggaran sekitar Rp 2 triliun. Jika ada penurunan hinggga US$ 5 barel menjadi US$ 100,67 per barel maka akan terjadi pengempisan anggaran hingga sekitar Rp 10 triliun. Ini tentu sudah menjadi modal defisit anggaran dalam RAPBN-P 2015 bisa lebih kempis ke arah 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×