kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini isi pidato TP Rachmat usai dianugerahi Doktor Honoris Causa dari ITB (Bagian 1)


Sabtu, 06 Juli 2019 / 16:26 WIB
Ini isi pidato TP Rachmat usai dianugerahi Doktor Honoris Causa dari ITB (Bagian 1)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

Kala itu, saya mengamati banyak kesenjangan sosial yang terjadi di luar keluarga saya. Banyak sekali keluarga dan anak-anak yang tidak seberuntung saya. Dari mengamati, mulai muncul keinginan dalam diri saya, untuk suatu saat bisa membantu orang lain.

Saat itu, orang tua saya memiliki usaha. Skalanya waktu itu belum terlalu besar, tapi mereka lakukan dengan sungguh-sungguh. Saya mencatat berbagai perilaku orang tua sebagai pebisnis, khususnya dalam hal menjaga reputasi. Orang tua saya selalu mengingatkan bahwa kami, anak-anaknya harus habis-habisan menjaga reputasi, walaupun itu berisiko pada kurangnya income bagi keluarga di saat-saat susah.

Keluarga, mengajarkan arti penting sifat peduli, kesederhanaan hidup, memaafkan, dan menjaga nama baik. Masa kecil sampai kuliah saya jalani di kota ini, kota Bandung, yang oleh seorang psikolog Belanda, MAW Brouwer, disebut sebagai “tempat yang diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum”.

Selepas dari SMP dan SMA Santo Aloysius, saya melanjutkan sekolah ke Departemen Teknik Mesin ITB, dulu bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng.

Selama belajar di ITB, saya bersyukur mendapatkan bimbingan dari para maestro yang kompeten dan menginspirasi: Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, Alm. Prof. Samudro, Alm. Prof. Oetarjo Diran, Alm. Prof. Dr. H. Mathiaas Aroef, Alm. Prof. Ir. Partosiswojo, dan banyak lagi dosen-dosen hebat namun tidak bisa saya sebut satu persatu.

Untuk semua pendidik ITB, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Mereka mengajar dan melatih saya untuk menjadi pribadi yang selalu haus akan ilmu pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis.

Mereka juga mengajarkan kepada saya untuk selalu mencari, memahami, serta menghormati fakta maupun data, sebelum mengemukakan pendapat ataupun dalam mengambil keputusan. Dan yang terutama, mereka selalu berpesan agar kami selalu berupaya untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk peningkatan kualitas kehidupan.

Terus terang, saya bukan tipe orang yang rajin belajar. Proses pendidikan di Departemen Teknik Mesin ITB tidak sepenuhnya mulus. Banyak juga rintangannya, termasuk yang masih saya ingat, saya harus mengulang ujian sebuah mata kuliah yaitu mata kuliah Teknik Pengatur, sampai 17 kali sebelum dinyatakan lulus.

Saya bersyukur, ditangani langsung oleh para pendidik yang memiliki jiwa mendidik yang luar biasa, dan memiliki standar yang tinggi. Semua itu mengasah saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang adaptif, tidak mudah menyerah, dan berkomitmen terhadap pilihan hidup saya.

Pendidikan di ITB juga mengajarkan saya untuk menghormati dan menegakkan integritas melalui fakta dan data, mengukur dan menimbang sebelum berpendapat atau memutuskan, tidak semata-mata bergantung pada opini atau informasi yang belum tentu benar.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×