kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

TP Rachmat: Rupiah 16.000 per dollar AS tidak masalah, asalkan..


Rabu, 12 September 2018 / 12:28 WIB
TP Rachmat: Rupiah 16.000 per dollar AS tidak masalah, asalkan..
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Taipan Theodore Permadi Rachmat menyatakan, kondisi pasar saat ini di mana nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang melemah bukan masalah besar bagi perekonomian Indonesia.

Pendiri Triputra Group ini mengatakan, kondisi pasar saat ini tidak mengkhawatirkan dan berbeda dari krisis-krisis yang pernah dilewati sebelumnya. Yang penting, menurut Theodore, kondisi nilai tukar rupiah stabil.

“Saya mulai usaha tahun 1970. Di masa Pak Suharto menjabat presiden, devaluasi berapa kali? Sering kan. Tidak ada masalah lah saat ini,” ujarnya saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (12/9).

Ia mengibaratkan, yang terjadi kini hanyalah riak-riak dalam perekonomian. Tolok ukur amannya ekonomi ini, menurut TP Rachmat adalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi masih terjaga.

“Tidak usah pusing. Barang-barang tidak naik. Harus lihat inflasi. Kalau rendah oke. Kalau naik baru worry. Ini oke-oke saja kok,” ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi Agustus 2018 sebesar 0,05%. Angka ini lebih rendah dibanding bulan Juli dengan inflasi 0,28%. Adapun BPS mencatat, perekonomian kuartal II tumbuh 5,27%.

Pria yang akrab disapa Teddy itu bahkan mengatakan, hingga di level Rp 16.000 per dolar AS masih aman. Asalkan pergerakannya stabil.

"Tidak masalah pelemahan sekarang. Yang penting stabil, mau Rp 15.000, mau Rp 16.000, yang penting stabil. Jangan gonjang-ganjing," ujarnya.

Justru, menurut Teddy, kepanikan para pelaku ekonomi lah yang menyebabkan rupiah semakin tertekan. Untuk itu, dia mengimbau agar jangan terjadi kepanikan.

"Repotnya jangan sampai terjadi panik. Sama saja seperti bank. Banknya aman, tetapi kalau semua ambil uang dari bank kan repot banknya. Nah, kalau semua mau beli dolar repot juga," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×