Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ia menilai tidak ada gunanya jika upah dinaikkan menjadi tinggi tetapi setelahnya ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun, jika kenaikan upah hanya terjadi sedikit, kemudian buruh mogok kerja juga bukan merupakan situasi yang baik.
Dengan demikian, pemerintah berupaya mencari keseimbangan.
"Tentu ada tidak bisa kita memuaskan semua. Tapi dengan Apindo kita sudah hampir selesai (berdiskusi). Karena kita sudah tangkap (apa yang diinginkan). Jadi concern mereka itu adalah semua sepakat bahwa upah itu boleh (naik). Jangan kita kunci terlalu rendah. Agak tinggi," ungkap dia.
"Karena memang ada beberapa perusahaan yang itu mampu secara finansial. Tapi harus ada sebuah mekanisme transisi bagaimana perusahaan-perusahaan yang mereka punya problem secara finansial. Dari buruh yang saat ini kita masih coba negosiasi sebenarnya karena mereka juga harus realistis tadi," papar Yassierli.
Ia pun menyampaikan sudah mendiskusikan perihal UMP 2025 dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan Menko Perekonomian.
Tonton: UMP 2025 Diperkirakan Naik Di Bawah 5%
Sehingga Yassierli berharap pada pekan ketiga November 2024 sudah ada titik terang rumusan UMP 2024. Setelahnya, baru rumusan penetapan UMP akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Habis itu kita bisa keluar dengan peraturan menteri. Rasanya sih tadi, bukan hanya membahagiakan buruh, melainkan membahagiakan dunia usaha. Itu maunya kita," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocoran UMP 2025 dari Menaker: Bahagiakan Buruh, tapi Tak Bikin Industri Khawatir"
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca BMKG IKN dan Kalimantan Timur, Mendung Seharian (20 November 2024)
Menarik Dibaca: Terbaru Bulan Ini! Intip Kumpulan Gift Code Ojol The Game 20 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News