Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
Berbagai proyek infrastruktur tersebut dirasa memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi perekonomian. Baik di masa pembangunan maupun setelah operasionalnya.
Yusuf yang juga menjabat sebagai Direktur Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menilai, di dalam kondisi normal prospek pembiayaan melalui SBSN ini masih cukup baik.
Baca Juga: Serapan anggaran project financing sukuk di semester I capai Rp 5,27 triliun
Sebelumnya, pembiayaan melalui SBSN ini diperkenalkan pada tahun 2013 dengan alokasi tidak sampai Rp 1 triliun. Lambat laun, alokasinya meningkat sampai dengan kisaran Rp 28 triliun di tahun lalu, bahkan sudah membiayai ratusan proyek di banyak Kementerian/Lembaga (K/L).
Namun sayangnya, Yusuf merasa kondisi ekonomi di tengah pandemi ini masih sangat tidak menentu, sampai vaksin ditemukan dan diproduksi secara massal.
"Jadi, prospek SBSN akan kembali cerah apabila semakin cepat krisis ini berlalu dan perilaku investor kembali normal. Di mana, imbal hasil yang diminta di kisaran wajar dan tenor yang diinginkan investor lebih jangka panjang," kata Yusuf.
Baca Juga: Ekonom IKS proyeksikan cadev pada Juli 2020 di kisaran US$ 132 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News