Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,00% pada pertemuan Dewan Gubernur BI November 2023.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, ini siring dengan kondisi yang terjadi di eksternal maupun di dalam negeri.
Dari sisi eksternal, Josua menyoroti perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Inflasi AS terus menurun dan pasar tenaga kerja lebih longgar.
“Ini menyebabkan pasar keuangan global cenderung stabil dan meningkatkan keyakinan pasar bahwa The Fed akan mengurangi sikap hawkish,” terang Josua kepada Kontan.co.id, Senin (20/11).
Baca Juga: BI Diprediksi Tak Akan Kerek Suku Bunga Acuan Hingga Akhir Tahun 2023
Kondisi tersebut akan merangsang aliran masuk modal asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Masuknya aliran modal asing ini akan menyokong otot rupiah dan menekan risiko inflasi barang impor (imported inflation).
Sedangkan dari dalam negeri, inflasi pada Oktober 2023 tercatat 2,56% yoy atau tetap berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy.
Neraca perdagangan pada Oktober 2023 juga masih mencatat surplus, sehingga menunjukkan bahwa risiko neraca transaksi berjalan berbalik defisit pada tahun 2023 tak akan mengancam stabilitas rupiah.
Dengan perkembangan tersebut, ditambah belum ada pernyataan dari bank sentral AS mengenai ruang penurunan suku bunga, Josua menilai pilihan terbaik bagi BI adalah mempertahankan suku bunga acuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News