kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur mulai serap tenaga kerja


Kamis, 03 Juni 2021 / 07:30 WIB
Industri manufaktur mulai serap tenaga kerja


Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kinerja industri manufaktur semakin cerah. Kabar baiknya, penyerapan tenaga kerja juga meningkat. Sayangnya, peningkatan tersebut bukan karena pembukaan lapangan kerja baru.

IHS Markit mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada  Mei 2021 sebesar 55,3, naik dari bulan April yang sebesar 54,6. PMI Manufaktur Mei merupakan rekor tertinggi  tiga bulan berturut-turut. 

IHS Markit menyebut ini menunjukkan kondisi bisnis kini telah menguat dalam tujuh bulan berturut-turut. Kinclongnya kinerja manufaktur kali ini, sejalan dengan naiknya permintaan baru internasional pada bulan kedua. Ini yang kemudian memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei 2021. 

Kenaikan produksi ini respon untuk memenuhi permintaan saat ini dan antisipasi dari permintaan yang akan datang. Hal ini berdampak positif terhadap tenaga kerja.

IHS Markit mencatat, terjadi peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja kali pertama sejak 15 bulan yang lalu. Sejalan dengan kenaikan jumlah tenaga kerja ini, tingkat kenaikan pekerjaan yang belum terselesaikan pun berkurang, meski penumpukan pekerjaan masih tetap naik dalam tiga bulan berjalan.

Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit mengatakan, sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei 2021. Hanya saja, kendala pasokan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. "Akibatnya, terjadi kenaikan harga pada seluruh sektor manufaktur," kata Pan dalam keterangannya, Rabu (2/6).

Namun demikian, pengusaha tetap optimistis dengan kondisi manufaktur ke depan. Hal ini sejalan dengan harapan kondisi pandemi Covid-19 terus membaik.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, kenaikan PMI Manufaktur menggambarkan adanya kenaikan output, permintaan baru, serta pembelian. 

Namun, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, penambahan tenaga kerja yang dimaksud bukan berarti industri mulai ekspansi.  "Karena ada juga tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan atau tidak penuh waktu mulai dipekerjakan full time kembali. Jadi, tidak langsung merekrut baru," kata Bhima kepada KONTAN, Rabu (2/6). 

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menambahkan, kapasitas produksi di tahun 2021 yang maksimal bisa dicapai hanya sekitar 70%. Angka ini masih di bawah level pra Covid-19. Artinya kenaikan produksi hanya memanfaatkan kapasitas yang ada. Ini mengindikasikan, perusahaan belum  sampai membuka lapangan kerja baru. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, industri kimia hilir seperti produk hygine sudah mulai membuka lapangan kerja baru. 

Di sisi lain, industri kimia hulu diharapkan akan mulai menambah tenaga kerja pada tahun 2023 atau 2024 mendatang seiring dengan rencana ekspansi yang dilakukan. 

Sementara industri yang berkaitan dengan pesta dan pariwisata, belum berencana menambah tenaga kerja baru karena masih ada pembatasan.
Ke depan, kondisi penyerapan tenaga kerja tentu akan sangat bergantung pada kondisi perkembangan manufaktur yang tentu juga bergantung pada pemulihan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×