Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Peru memulai perundingan pertama Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) pada pekan ini. Adapun kedua negara menargetkan penyelesaian perundingan IP-CEPA pada November 2024.
Pada Perundingan tersebut, Deligasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag), Johni Martha. Sedangkan delegasi Peru dipimpin oleh Direktur Asia, Oseania, dan Afrika Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, Gerardo Meza.
Johni mengatakan, potensi perdagangan kedua negara cukup besar. hal ini mengingat total populasi di Peru sebesar 34 Juta jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 239,3 miliar. Selain itu, IP-CEPA dapat membuka perdagangan kedua negara yang lebih luas lagi.
"Peru merupakan mitra dagang nontradisional Indonesia yang memiliki potensi cukup besar. Peru dapat menjadi penghubung produk Indonesia di kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan," jelasnya dalam keterangan, Jum'at (31/5).
Baca Juga: Indonesia Berkomitmen Selesaikan IEU-CEPA Pada Juli 2024
Dalam perundingan putaran pertama ini, kedua belah pihak memulai perundingan sektor barang terlebih dahulu. Sektor barang tersebut meliputi akses pasar perdagangan barang, aturan asal barang, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kerja sama ekonomi.
Kemudian, hambatan teknis perdagangan, pengamanan perdagangan, perlindungan atas kesehatan manusia, hewan atau tumbuhan, penyelesaian sengketa serta kerangka hukum dan kelembagaan.
Diketahui, pada periode Januari-Maret 2024, total perdagangan Indonesia dan Peru mencapai US$ 97,4 juta. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Peru tercatat sebesar US$ 63,9 juta, sedangkan impor Indonesia dari Peru tercatat US$ 33,5 juta sehingga Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar US$ 30,43 juta.
Sementara itu pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 444,4 juta dengan nilai ekspor Indonesia ke Peru sebesar US$ 367,4 juta dan impor Indonesia dari Peru sebesar US$ 77 juta.
Pada 2023, ekspor utama Indonesia ke Peru, di antaranya kendaraan bermotor dan mobil senilai US$ 144 juta, biodiesel sebesar US$ 31,8 juta, alas kaki senilai US$ 44,9 juta dan kertas sebesar US$ 13,2 juta.
Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Peru, di antaranya biji kakao sebesar US$ 33,1 juta, anggur segar/kering senilai US$ 19,7 juta, pupuk mineral atau kimia fosfat sebesar US$ 8,5 juta, seng tidak ditempa sebesar US$ 5,3 juta dan terak ampas logam senilai US$ 2,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News