Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Anggaran yang dimiliki oleh Indonesia di bidang riset dan penelitian ternyata sampai saat ini tidak ideal. Sebab sampai saat ini anggaran yang digelontorkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kegiatan ini baru mencapai sekitar Rp 10,4 triliun saja.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuai Indonesia (LIPI) Lukman Hakim mengatakan, besaran anggaran yang digelontorkan oleh negara tersebut masih jauh dari cukup. Sebab anggaran ideal yang harusnya digelontorkan oleh negara untuk membiayai kegiatan tersebut harusnya bisa mencapai 1% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Dengan kata lain dengan PDB kita yang sekarang harusnya anggaran riset kita bisa mencapai Rp 80 triliun," katanya, Selasa (16/9).
Peneliti LIPI Riefqi Muna mengatakan, permasalahan anggaran tersebut telah mengakibatkan banyak dampak kepada pengembangan dunia dunia pendidikan dan ekonomi dalam negeri. Indonesia menjadi sulit bersaing dengan negara lain.
Bukan hanya itu saja, permasalahan anggaran juga telah mengganggu kemandirian Indonesia dalam mengelola sumber daya alam di dalam negeri. "Dampaknya, walaupun kita memiliki sumber daya alam melimpah kita tidak bisa memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri, kekayaan itu banyak yang dimanfaatkan negara lain," katanya.
Presiden terpilih Joko Widodo pun berjanji melipatgandakan anggaran penelitian dan riset. Bukan hanya itu saja, agar peningkatan anggaran riset yang dilakukan pada masa pemerintahannya nanti bisa memberikan manfaat kepada negara dan rakyat, Jokowi juga mengatakan bakal menata kelembagaan negara yang menangani bidang penelitian.
Jokowi mengatakan, penataan dilakukan karena selama ini pola pengelolaan penelitian yang dilakukan di Indonesia kurang tertata dengan baik. "Semua kementerian membuat riset sendiri dan itu untuk keperluan kementerian sendiri bukan makro untuk negara, buat apa ini akan ditata, anggaran akan dilipatgandakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News