kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Wiranto: Dana penelitian harusnya 3% dari PDB


Jumat, 13 Desember 2013 / 23:19 WIB
Wiranto: Dana penelitian harusnya 3% dari PDB
ILUSTRASI. Kim Tae Ri bersama Song Jong Ki yang turut membintangi film Korea berjudul Space Sweepers yang populer di Netflix.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto mengaku kecewa dengan anggaran untuk penelitian pemerintah yang cuma sebesar 0,08% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang sebesar Rp2.210,1 triliun. Ia menilai pemerintah harusnya mengalokasikan lebih dari itu, yakni sekitar 3%.

Wiranto pada acara Debat Kandidat Capres, di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta Selatan, Jumat (13/12), mengatakan dibandingkan negara-negara lain, angka 0,08% atau sekitar Rp 10 triliun itu termasuk kecil. "Israel itu (anggaran penelitiannya) 4,28% dari PDB. Negara kecil ditengah gurun itu bisa mengekspor buah-buahan, karena risetnya maju," kata dia.

Wiranto menyebutkan anggaran Rp 10 triliun itu memang termasuk banyak. Namun demikian jika dibandingkan jumlah penduduk, angka 0,08% termasuk sedikit. Ia kemudian menyebutkan Finland yang mencapai angka 3,96%, Swedia 3,62%, Singapura 2,72%, bahkan China mencapai 1,7%.

Idealnya peningkatan anggaran itu kata Wiranto diberikan bertaham. Ia menyampaikan jika tidak bertahap lembaga penerima anggaran bisa sembarangan memanfaatkan uang itu.

"Kalau tidak bertahap tidak bisa. Seperti dalam (Kementerian) pendidikan (yang alokasinya) 20%. Dikasih (uang) kelabakan dan tidak habis, dan arahnya tidak jelas," kata Wiranto.

Ia mengatakan majunya riset dan penelitian merupakan salah satu parameter negara maju, sehingga negara itu tidak lagi mengandalkan bahan mentah dan buruh murah. Hal itu menurutnya banyak ditemui di negara-negara Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×