kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia memompa anggaran demi memacu harapan pertumbuhan saat new normal


Kamis, 04 Juni 2020 / 00:40 WIB
Indonesia memompa anggaran demi memacu harapan pertumbuhan saat new normal
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemaparan melalui video confenrence (vidcon) yang disaksikan di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (17/4/2020). Vidcon bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan dan Ketua G


Reporter: Abdul Basith Bardan, Rahma Anjaeni | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menambah belanja untuk menangani dampak korona. Harapannya supaya laju ekonomi Indonesia tetap positif.

Presiden Joko Widodo meminta agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak minus.

Presiden memerintahkan Program Pemulihan Ekonomi (PEN) segera direalisasikan. "Saya meminta supaya segera dioperasionalkan di lapangan," katanya saat membuka rapat via daring, Rabu (3/6).

Baca Juga: Jam berjemur yang baik rekomendasi BMKG Kamis(4/6) ini agar sinar matahari rendah UV

Pemerintah berencana mengubah postur anggaran 2020 lantaran anggaran penanganan korona kembali naik dari rencana Rp 405,1 triliun menjadi Rp 677,2 triliun. 

Perubahan anggaran ini bakal masuk dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Rabu (3/6) menjelaskan tambahan anggaran dipakai untuk berbagai sektor. 

Baca Juga: Ini jajaran pengurus Partai Gelora yang didirikan Anis Matta dan Fahri Hamzah cs

Pertama, kesehatan dengan anggaran Rp 87,55 triliun. Kedua, jaring pengaman sosial sebesar Rp 203,9 triliun.

Kemudian ketiga, bantuan subsidi bunga bagi UMKM dan kredit modal kerja dengan dana Rp 123,46 triliun.

Keempat, insentif pajak dunia usaha dengan nilai stimulus Rp 120,46 triliun.

Kelima, insentif untuk BUMN dan swasta dengan nilai Rp 44,57 triliun. Terakhir anggaran Rp 97,11 triliun untuk kementerian/lembaga dan bantuan kepada pemerintah daerah.

SELANJUTNYA>>>

Menurut Menkeu tambahan bujet membuat defisit APBN 2020 melebar jadi 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, defisit 5,07% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara  dengan Rp 852,9 triliun.

Defisit membengkak lantaran penerimaan negara juga turun. Jika sebelumnya Rp 1.760,9 triliun jadi Rp 1.699,1 triliun.

Setoran pajak turun dari Rp 1.462,6 triliun ke Rp 1.404,5 triliun. Belanja melonjak dari Rp 2.613,8 triliun menjadi Rp 2.738,4 triliun.

Baca Juga: Sah! Pemerintah mengakui Partai Gelora yang didirkan Anis Matta dan Fahri Hamzah cs

Sri Mulyani berupaya menjaga kenaikan defisit dengan hati-hati. Ia meyakinkan tambahan defisit ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tetap positif tahun ini.

Guna menutupi defisit, pemerintah mengandalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) baik domestik maupun global juga dukungan dari Bank Indonesia.

Selain itu ada pemakaian dana lebih pemerintah, dana abadi untuk kesehatan, dan Badan Layanan Umum (BLU) dan lainnya.

Baca Juga: Wajah Anggaran Negara Berubah Total

Karena itulah, Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan burden sharing atau berbagi beban dengan Bank Indonesia (BI) dalam mendanai defisit APBN tersebut.

Sedangkan Piter Abdulan, dari Tim Ekonomi Core menilai dana penanganan korona masih kecil. Misalnya belanja kesehatan, semestinya anggaran hingga Rp 100 triliun, agar mencukupi untuk penanganan serangan gelombang kedua virus korona.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto menyoroti perlunya tambahan dana untuk membantu di sektor usaha perdagangan eceran, akomodasi makanan dan minuman level UMKM, industri pengolahan, serta jasa transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×