Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia melonjak tinggi. Beberapa hari terakhir, bertambah lebih dari 1.000 kasus virus corona dalam sehari. Padahal, beberapa bulan sebelumnya, kasus harian cenderung landai di bawah angka 100.
Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Jumat (4/2/2022) pukul 12.00 WIB mencatat, bertambah 32.211 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam. Penambahan tersebut menyebabkan total kasus virus corona di Indonesia saat ini mencapai 4.446.694, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Lebih dari 32.000 kasus baru itu tersebar di 34 provinsi. Penambahan tertinggi tercatat di DKI Jakarta dengan 13.379 kasus. Seiring dengan kenaikan tersebut, angka kasus aktif Covid-19 juga ikut meningkat tajam.
Baca Juga: Jumlah Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Rendah Walau Konfirmasi Kasus Harian Tinggi
Pada Jumat (4/2), terdapat 140.254 kasus aktif virus corona. Angka itu bertambah 24.979 kasus dalam sehari. Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan. Angka tersebut didapatkan dengan mengurangi total kasus positif Covid-19 dengan angka kesembuhan dan kematian.
Adapun data terakhir menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 7.190. Dengan demikian, total kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh hingga Jumat (4/2) mencapai 4.161.987.
Kemudian, ada penambahan 42 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia jadi 144.453 orang.
Baca Juga: Penambahan Vaksinasi Covid-19 Mencapai 1,43 Juta Pada Jumat (4/2)
Masuk gelombang tiga
Atas peningkatan situasi ini, Indonesia dinyatakan sudah memasuki gelombang 3 pandemi. Hal itu disampaikan oleh Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi. Dia mengatakan, RI masuk gelombang 3 karena tingginya laju angka positivity rate Covid-19.
"Kita sudah masuk sebenarnya di gelombang ketiga, karena progresivitas kenaikan positivity rate yang di awal kemarin itu awalnya 16%, lalu seminggu naik jadi 24%, bahkan kemarin 33% positivity rate," kata Adib dalam diskusi virtual, Jumat (4/2).
Adib mengatakan, selain angka positivity rate yang meningkat, kasus harian Covid-19 juga meningkat tajam dari 11.000 sampai 17.000 dalam sehari. Bahkan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di DKI Jakarta naik menjadi 60%. "Maka, bisa katakan kita sudah masuk gelombang ketiga, tapi belum mencapai puncak," ujarnya.
Baca Juga: Terus Menanjak, Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 13.179 dalam Sehari
Masih akan bertambah
Sebelumnya, pemerintah memprediksi puncak gelombang Omicron terjadi pada akhir Februari atau pertengahan Maret tahun ini. “Beberapa yang kami amati, berangkat seperti kasus Covid di Afsel (Afrika Selatan), puncak gelombang Omicron ini berada di pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Minggu (16/1).
Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa Indonesia sudah memasuki pandemi gelombang tiga. "Kalau dibilang memasuki gelombang 3 sudah jelas, ini kan sudah naik ini, lagi awal-awal dari gelombang 3 kita ini," kata Dicky, Jumat (21/1).
Dicky mengatakan, saat ini peningkatan kasus Covid-19, khususnya Omicron, memang terkesan perlahan. Namun, belajar dari negara lain, kasus yang meningkat pelan-pelan itu berubah menjadi eksponensial dalam waktu singkat. Bahkan, kecepatannya melebihi penularan varian Delta.
"Ini yang sulit dicegah, apalagi mayoritas ini nggak bergejala dan banyak juga orang nggak melakukan tes, juga kapasitas tes di banyak negara terbatas, sehingga yang terjadi adalah pada gilirannya kalau kita terlambat memitigasi," ucap dia.
Baca Juga: Sabtu (5/2) Pemerintah Putuskan Penyesuaian Level PPKM, Daerah Mana Saja Naik Level?
Tetap tenang dan disiplin prokes
Presiden Jokowi pun telah angkat bicara terkait hal ini. Ia meminta masyarakat tetap tenang menghadapi lonjakan Covid-19 yang disebabkan karena varian Omicron. Ia mengatakan, pasien Omicron dapat disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit. "Perlu saya sampaikan bahwa varian Omicron dapat disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit," kata Jokowi melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/2). "Pasien yang terpapar varian ini cukup melakukan isolasi secara mandiri di rumah, minum obat dan multivitamin, dan segera tes kembali setelah 5 hari," tuturnya.
Jokowi mengatakan, lonjakan ini sudah diperkirakan dan diantisipasi oleh pemerintah. Menurut dia, pemerintah sudah melakukan persiapan yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun lalu, baik dari segi rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, tes isolasi, maupun tenaga kesehatan. Kondisi rumah sakit pun diklaim masih terkendali hingga saat ini.
"Untuk itu saya minta bapak, ibu, dan saudara-saudara semuanya untuk tetap tenang," ujarnya. Jokowi mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera mengevaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Tingkat Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Jakarta Tembus 50%
Perintah itu ia sampaikan ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku koordinator PPKM luar Jawa-Bali.
Dia pun meminta seluruh gubernur, bupati, wali kota, dan jajaran pemerintah daerah dibantu TNI dan Polri untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilaksanakan oleh masyarakat dan vaksinasi terus dijalankan dan dipercepat. Presiden juga berpesan agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi. Bagi yang sudah divaksin lengkap, ia mengingatkan agar segera mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Masuki Gelombang Ketiga, Kasus Aktif Meroket Tembus 140.000.
Penulis : Fitria Chusna Farisa
Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 30.000, Ini Tanda Klinis Gejala Ringan hingga Berat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News