kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia Ekspor 150 Kontainer Sabun Produksi UMKM ke 6 Negara


Minggu, 16 Januari 2022 / 18:10 WIB
Indonesia Ekspor 150 Kontainer Sabun Produksi UMKM ke 6 Negara
ILUSTRASI. Produk-produk karya UMKM yang dipasarkan melalui jaringan Apotek Kimia Farma. Indonesia Ekspor 150 Kontainer Sabun Produksi UMKM ke 6 Negara.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Restu Graha Dana baru saja melakukan ekspor 150 kontainer sabun olahan UMKM ke enam negara di Afrika dan Timur Tengah. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) berharap langkah ini menjadi semangat baru bagi para UKM untuk terus berdaya saing dan menembus pasar global.

Komisaris PT Restu Graha Dana, Dian Prasetyo mengatakan bahwa acara kali ini menunjukkan bahwa pelaku UKM dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor.

"Kita bergandengan tangan untuk berkontribusi pada ekonomi Indonesia," kata Dian dalam keterangan resmi, Minggu (16/1).

Deputi Bidang UKM, KemenKopUKM, Hanung Harimba Rachman mengatakan KemenkopUKM mengapreasiasi langkah tersebut, dimana ekspor menjadi salah satu prioritas agar UMKM Indonesia dapat masuk pasar global.

Baca Juga: KemenkopUKM: Produk Unggulan Domestik Daun Kelor Asal NTB Jadi Incaran Pasar Dunia

Lebih lanjut, Hanung menambahkan bahwa saat ini pemerintah ingin meningkatkan kontribusi ekspor UKM mencapai 17% di tahun 2024, di mana saat ini baru mencapai 15,6%.

Menurutnya, untuk memastikan target peningkatan kontribusi ekspor UKM ini, pelaku UKM nasional membutuhkan biaya logistik yang lebih murah dan pengurusan administrasi ekspor yang lebih cepat.

"Kelangkaan kontainer menjadi permasalahan utama untuk UKM. Akibatnya biaya pengangkutan mahal atau biaya yang naik 300% dan risiko kerusakan sangat tinggi karena lamanya penyimpanan produk," tuturnya.

Selain kelangkaan kontainer, lanjut Hanung, kendala lainnya ialah pemetaan permintaan domestik atau tidak adanya market intelligence untuk menanggapi peluang produk, kapasitas produk, sertifikasi internasional, dan kemudahan pembiayaan ekspor bagi pelaku UKM.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Buka Rute Khusus Kargo Semarang - Singapura

Dalam membangun ekosistem ekspor yang kondusif bagi UKM, KemenKopUKM telah menyediakan berbagai program, di antaranya SMESCO Hub Timur untuk mengagregasi produk UMKM dan koperasi wilayah timur Indonesia, baik untuk target pasar di dalam dan luar negeri.




TERBARU

[X]
×