kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia berpeluang mencetak surplus transaksi berjalan dan NPI tahun ini


Jumat, 19 November 2021 / 13:58 WIB
Indonesia berpeluang mencetak surplus transaksi berjalan dan NPI tahun ini
ILUSTRASI. Indonesia berpeluang mencetak surplus ganda yakni neraca transaksi berjalan dan NPI pada tahun ini.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan mencetak surplus di sepanjang tahun 2021.  Sebelumnya, Bank indonesia (BI) mencatat, neraca transaksi berjalan Indonesia berbalik surplus pada kuartal III-2021. 

Neraca transaksi berjalan pada periode Juli 2021 hingga September 2021 mencetak surplus US$ 4,49 miliar, atau setara 1,49% Produk Domestik Bruto (PDB), setelah pada kuartal II-2021 mengalami defisit US$ 1,96 miliar atau 0,68% PDB. 

Surplus pada neraca transaksi berjalan ini didorong oleh peningkatan signifikan dari surplus neraca perdagangan barang. Pada periode tersebut, neraca perdagangan mencetak surplus US$ 15,03 miliar. 

Ini disundut kinerja ekspor yang meningkat akibat pemulihan ekonomi global, disrupsi rantai pasok global, dan krisis energi yang meningkatkan harga komoditas. 

Baca Juga: Surplus neraca dagang dorong kemampuan bayar utang RI

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, kondisi tersebut masih akan berlanjut bahkan hingga akhir tahun ini sehingga bisa mendorong kinerja ekspor Indonesia selama beberapa waktu ke depan. 

“Dengan demikian, kami melihat adanya potensi neraca transaksi berjalan untuk mencetak surplus kecil di kisaran 0,1% PDB pada tahun 2021,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (19/11). 

Sementara dari sisi neraca transaksi modal dan finansial, diperkirakan investasi asing yang masuk ke pasar portofolio meningkat dari tahun lalu. 

Pun dari sisi investasi asing langsung diperkirakan akan meningkat di sektor pertambangan dan perkebunan seiring dengan permintaan global akan komoidtas dan masih meningkatknya harga komoditas. 

Selain itu, investasi asing langsung yang masuk juga didorong oleh agenda reformasi struktural dari pemerintah yang membuat iklim investasi di Indonesia lebih kondusif. 

Namun, Faisal mengingatkan, masih ada risiko yang bisa menghambat aliran modal asing yang masuk. Contohnya, pemulihan global yang tidak pasti sehingga menyebabkan disrupsi rantai pasok global dan tekanan inflasi yang mendorong normalisasi kebijakan moneter di seluruh dunia. 

Tak hanya menghambat, risiko tersebut juga akan membuat asing keluar dari pasar keuangan domestik.  Belum lagi, ada ketidakpastian terkait pandemi Covid-19, terutama tentang varian baru yang tingkat penularannya lebih tinggi. 

Lebih lanjut, dengan perkembangan tersebut, Faisal memperkirakan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di sepanjang tahun 2021 akan mencetak surplus di kisaran US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar atau meroket dari surplus pada tahun lalu yang hanya sebesar US$ 2,6 miliar. 

TIngginya surplus NPI ini akan mendorong tambunnya cadangan devisa Indonesia. Ia memperkirakan, cadangan devisa akan bergerak di kisaran US$ 145 miliar hingga US$ 150 miliar. 

“Dan dengan demikian, stabiltas rupiah masih tetap terjaga dan kami perkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.177 per dollar AS pada akhir tahun 2021,” kata Faisal. 

Selanjutnya: Neraca pembayaran Indonesia dan neraca transaksi berjalan kuartal III-2021 surplus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×