kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks PMI turun, Menprin: Kepercayaan industri kita masih bagus


Selasa, 02 Oktober 2018 / 20:31 WIB
Indeks PMI turun, Menprin: Kepercayaan industri kita masih bagus
ILUSTRASI. Menperin meninjau Pabrik PT ZTT Cable Indonesia


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepercayaan diri pelaku industri nasional dalam menjalankan usahanya dinilai masih cukup positif. Hal ini terlihat dari indeks manufaktur Indonesia yang tercermin melalui Purchasing Manager Index (PMI) dengan level 50,7 pada bulan September 2018.

PMI tersebut dirilis oleh Nikkei setelah menyurvei sejumlah manajer pembelian di beberapa perusahaan pengolahan di Indonesia untuk melihat tingkat optimisme bisnis ke depan. PMI di atas 50 menandakan manufaktur tengah ekspansif.

Hanya saja bila dibanding dengan periode PMI Indonesia pada Agustus 2018 turun. Pada bulan Agustus indeks PMI berada pada level 51,9. Sedangkan perolehan bulan Juli di angka 50,5. 

“Kepercayaan industri kita masih bagus dan perlu terus ditingkatkan lagi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Selasa (2/10). 

Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomi dan memberi kemudahan izin usaha.

“Selain itu, pemerintah juga sedang memformulasikan skema insentif fiskal yang lebih menarik sesuai kebutuhan pelaku usaha saat ini,” ungkap Menperin. Fasilitas perpajakan dinilai mampu meningkatkan investasi sekaligus memacu pertumbuhan di sektor industri manufakur.

Menperin menyampaikan, beberapa insentif fiskal yang tengah ditunggu para pelaku usaha, antara lain adalah super deductible tax dan aturan terkait pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). “Bahkan, pemerintah akan menerbitkan skema mini tax holiday bagi investor yang menanamkan modalnya di bawah Rp500 miliar,” imbuhnya.

Dari survei Nikkei, hasil produksi manufaktur di seluruh Indonesia naik selama dua bulan terakhir, disusul jumlah pesanan yang juga ikut naik selama delapan bulan berturut-turut hingga September 2018. 

Permintaan pasar yang kuat tersebut dapat mendukung langkah ekspansi dari sektor industri. Hal ini dinilai dapat pula membawa dampak terhadap pertumbuhan lapangan kerja. Di tingkat Asean, PMI Manufaktur Indonesia pada September 2018 masih mengungguli PMI Manufaktur Thailand (di level 50), Singapura (48), dan Myanmar (47,5). 

Adapun lima indikator indeks yang menjadi bobot penilaian PMI Manufaktur oleh Nikkei, yaitu pesanan baru, hasil produksi, jumlah tenaga kerja, waktu pengiriman dari pemasok bahan baku, dan stok barang yang dibeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×