kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.611.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

INDEF: Satu organisasi, beda pilihan politik


Minggu, 06 Juli 2014 / 20:08 WIB
INDEF: Satu organisasi, beda pilihan politik
ILUSTRASI. Penyebab kenapa chat GPT tidak bisa dibuka dan cara mengatasinya.


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Satu organisasi bukan berarti satu pilihan politik. Inilah yang terjadi di Institute for Development Economy and Finance (Indef).

Imam Sugema, tim sukses Jokowi-JK yang berasal dari Indef. Namun Didik J. Rachbini dan Drajad Wibowo yang juga berasal dri Indef menjadi timses Prabowo-Hatta. “Tidak ada aturan dalam Indef soal pandangan politik,” kata Imam kepada KONTAN, Minggu (6/7).

Menurut Imam, hal ini merupakan kebebasan akademis karena setiap anggota sudah dewasa dan memiliki pandangan masing-masing. Sebab pada dasarnya Indef adalah suatu ikatan organisasi ekonomi bukan sebuah parpol.

Semua punya latar belakang pendidikan yang berbeda yang akan mempengaruhi pola pikir masing-masing. Wajar jika suatu pandangan atau prinsip tak bisa dipaksakan, itu merupakan hak masing-masing individu. Tidak semua pendapat bisa disatukan menjadi pandagan yang sama.

Mereka tidak pernah punya upaya untuk mempersamakan pendapat, karena belum tentu yang diungkapkan satu orang mutlak benar. Pendapat yang telah dikeluarkan akan dinilai oleh masyarakat, jadi tidak ada istilah beradu dengan teman sendiri.

Imam menambahkan sebagai seorang ekonom dengan persoalan yang dinamis dan selalu berubah, tentu tidak ada pendapat yang mutlak benar. “Beda pendapat di media tidak masalah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×