kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

INDEF: Pemerintah tak optimal turunkan kemiskinan


Rabu, 02 April 2014 / 20:26 WIB
INDEF: Pemerintah tak optimal turunkan kemiskinan
ILUSTRASI. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengatakan pihaknya berencana menambah pabrik di Kalimantan Timur tahun 2023. Foto Dok BWPT


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan, peningkatan anggaran kemiskinan oleh pemerintah tidak signifikan mengurangi tingkat kemiskinan.

Pengamat Ekonomi INDEF Fadel Hasan, menilai, pemerintah belum memiliki program masif dan nyata dalam menekan angka kemiskinan. Menurut Fadel, salah satu penyebab angka kemiskinan sulit diturunkan dikarenakan program pengentasan kemiskinan terlepas dan tidak terintegrasi dengan pembangunan pedesaan, pertanian serta pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Tingkat kemiskinan berjalan di tempat. Bahkan, tingkat pengangguran terbuka menurun secara lambat," kata Fadel dalam konferensi pers bertema "Kebijakan Ekonomi 5 tahun Mendatang: Merebut Momentum, Membalik Keadaan," di Jakarta, Rabu (2/4).

Fadel menambahkan, meski tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan, namun penurunannya sangat lambat. Hal tersebut diakibatkan sumber pertumbuhan ekonomi yang hanya bertumpu pada sektor non tradable yang kedap terhadap penyerapan tenaga kerja.

"Perlu ada kebijakan lain dari pemerintah. Ketimpangan antara penduduk yang kaya dan miskin semakin melebar," ujarnya.

Lebih lanjut Fadel menambahkan, peningkatan ketimpangan antara penduduk yang kaya dan yang miskin membuat capaian pertumbuhan ekonomi tidak dapat dinikmati semua lapisan masyarakat meski pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level rata-rata 6% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×