kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Indef: Angka inflasi yang terjaga saat ini bukan prestasi pemerintah


Jumat, 16 November 2018 / 13:53 WIB
Indef: Angka inflasi yang terjaga saat ini bukan prestasi pemerintah
ILUSTRASI. Aktivitas pasar tradisional


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute Development of Economics and Finance (Indef) menyebut terkendalinya laju inflasi saat ini bukanlah sebuah prestasi pemerintah. Pasalnya, tren global juga menunjukkan inflasi yang rendah.

"Tren inflasi sebetulnya memang lagi turun. Negara berkembang dan maju sama-sama turun sampe Juli 2018 artinya fenomena global inflasi turun," jelas Eko Listiyanto, Wakil Direktur Indef, Kamis (15/11).

Tercatat inflasi Amerika Serikat (AS) Oktober 2018 2,5% year on year (yoy) meningkat ketimbang September sebesar 2,3%. Inflasi ini terbilang rendah, pasalnya pada September juga tercatat inflasi terendah selama tujuh bulan terakhir.

Sedangkan di negeri panda, Oktober 2018 tercatat inflasi yoy juga di angka 2,5%. Sedangkan Indonesia 3,16%

"Terus kalau kita liat Thailand 1,5%, Malaysia harga di sana lebih stabil 0,5%, lebih rendah dr kita," jelas Eko.

Inflasi rendah yang terjadi di Tanah Air, dianggap Indef karena daya beli yang juga rendah. Selain itu, menurut EKo, seharusnya inflasi bisa dianggap sebagai prestasi apabila diimbangi pertumbuhan ekonomi yang pesat.

"Nyatanya kita stagnan di kisaran 5,1% hingga 5,2%. Karena kalau inflasi saja kelihatan bagus tapi kalau pertumbuhan data ya itu kelihatan sangat mungkin kita menuju stagnasi" ungkapnya.

Apalagi, meskipun inflasi rendah, inflasi volatile foods lebih tinggi. Tercatat inflasi volatile foods 4,48%. Indikator ini memiliki pengaruh besar karena proporsi pengeluaran terbesar pada 40% masyarakat kelas bawah, 70% digunakan untuk pangan.

"Artinya kalau porsi dari gejolak harga pangan yang paling dominan terhadap inflasi maka niscaya tidak akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, karena tidak ada sisa untuk membeli kebutuhan non pangan," jelas Enny Sri Hartati, Direktur Indef, Kamis (15/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×