kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Impor Turun, Bukan Tanda Pelemahan Aktivitas Domestik


Kamis, 16 November 2023 / 16:56 WIB
Impor Turun, Bukan Tanda Pelemahan Aktivitas Domestik
ILUSTRASI. Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat turun 2,42% YoY


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat turun 2,42% yoy bila dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.

Penurunan impor tersebut didorong oleh penurunan impor bahan baku/penolong. Adapun impor bahan baku/penolong sebesar US$ 13,44 miliar atau turun 6,08% yoy.

Meski demikian, komponen impor lainnya, yaitu impor barang modal dan barang konsumsi terpantau meningkat.

Adapun pada bulan tersebut, impor barang modal tercatat sebesar US$ 1,82 miliar atau naik 11,08% yoy. Sedangkan impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 3,42 miliar atau naik 3,83% yoy.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menilai, penurunan impor bahan baku/barang konsumsi dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di global.

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Meningkat, BI: Akan Perkuat Ketahanan Eksternal RI

"Ini menunjukkan pelemahan permintaan eksternal," tegas Faiz kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Pelemahan permintaan eksternal ini akan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Nah padahal seperti kita ketahui, barang yang diekspor oleh Indonesia juga sebagian bahan bakunya didapatkan dari impor.

Sedangkan dengan melihat data impor barang modal dan impor barang konsumsi yang meningkat, justru menunjukkan bahwa penurunan impor secara tahunan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dalam negeri.

"Data Oktober 2023 menunjukkan adanya pemulihan permintaan domestik yang terlihat dari peningkatan impor konsumsi dan impor barang modal," tuturnya.

Faiz mengungkapkan, ke depan tren tersebut mungkin akan bertahan selama beberapa waktu ke depan, termasuk tren penurunan suku surplus neraca perdagangan.

Ini juga akan memengaruhi pergerakan neraca transaksi berjalan. Dari hitungannya, transaksi berjalan di sepanjang 2023 akan defisit di kisaran 0,4% produk domestik bruto (PDB) dan akan mungkin melebar menjadi 1,0% PDB pada tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×