Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) tampaknya serius mengendalikan impor jagung kendati berdampak pada kenaikan harga jagung dan pakan ternak.
Berdasarkan data yang dirilis Kemtan, sampai Oktober 2015 ini baru 2,5 juta ton realisasi impor jagung dari rencana sebelumnya 3,5 juta ton.
Bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang realisasinya 3,1 juta ton.
Kemtan optimistis impor jagung tahun ini tidak akan mencapai 3 juta ton.
Direktur Pakan Ternak Kementerian Pertanian (Kemtan) Nasrullah mengatakan Kemtan mengendalikan impor jagung untuk menjaga harga jagung ditingkat petani tetap tinggi.
Sebab tanaman jagung tidak termasuk untuk kebutuhan pokok sehingga rentan ditinggalkan bila sudah tidak menguntungkan.
Dan hal itu sangat berbahaya karena Indonesia akan terus tergantung pada jagung impor.
"Jadi kita hanya impor sesuai kebutuhan saja bukan keinginan," ujarnya, Kamis (22/10).
Nasrullah bilang, ada kecenderungan industri pakan mengambil jalan pintas impor daripada mengutamakan penyerapan pada produksi dalam negeri.
Padahal semangat tersebut bertentangan dengan semangat pemerintah yang mengupayakan produksi lokal menjadi prioritas dan impor hanya untuk menutupi kekurangan saja.
Ia mengambil contoh pada bulan Februari, Maret dan April 2015 lalu, ada produksi jagung sebesar 3 juta ton.
Sementara pada waktu bersamaan, ada peningkatakan volume impor dari rata-rata 250.000 ton per bulan menjadi Februari sebesar 328.000 ton, Maret 305.700 ton dan April 310.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News