Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kebijakan pengendalian impor jagung turut mendongkrat kenaikan harga jagung di pasaran.
Saat ini harga jagung mencapai Rp 4.000 per kg hingga Rp 4.200 per kg.
Harga tersebut lebih tinggi dari biasanya yang sekitar Rp 2.800 - Rp 3.100 per kg.
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengakui saat ini harga jagung di pasaran memang sudah tinggi.
Seharusnya, harga normal jagung itu di sekitar Rp 3.000 - Rp 3.500 per kg.
Menurutnya, hal itu disebabkan banyak faktor, salah satunya berkurangnya suplai di pasaran akibat El Nino yang berkepanjangan.
"Sementara soal impor jaung itu masih dalam pengendalian bersama-sama dengan Kementerian Pertanian," ujar Wahyu kepada KONTAN, Rabu (21/10).
Namun, meski harga tinggi, Bulog berjanji tetap melakukan penyerapan.
Sejauh ini Bulog baru menyerap sekitar 3.000 ton dari seluruh Indonesia.
Masih sedikit memang, soalnya penyerapan Bulog baru dimulai bulan September 2015 kemarin.
Ia optimis penyerapan Bulog bisa terus bertambah dalam beberapa bulan ke depan.
Harga jagung yang mahal mendorong Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) meminta agar Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberikan persetujuan pemasukan jagung impor yang sebagian besar kapalnya sudah berada di pelabuhan-pelabuhan sejak awal Oktober 2015.
Apalagi, kapal-kapal tersebut sudah terkena denda karena tertunda bongkar atau demurrage, yang sudah termasuk dalam kesepakatan pengelolaan jagung impor dengan Bulog.
Ketua Umum GPMT Sudirman mengatakan program Kemtan yang menanam jagung 1 juta ha belum memberikan solusi untuk meningkatkan produksi jagung.
Sebab realisasinya baru 139.511 ha.
Bila produktivitasnya mencapai 5 ton per ha, pipil kering dengan kadar air 15% maka menghasilkan tambahan produksi 697.555 ton sekali panen.
"Jumlah ini tidak memenuhi kebutuhan industri pakan ternak dalam satu bulan," imbuh Sudirman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News