kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor barang konsumsi meningkat, ekonom: Konsumsi mulai pulih


Rabu, 22 Juli 2020 / 17:00 WIB
Impor barang konsumsi meningkat, ekonom: Konsumsi mulai pulih
ILUSTRASI. Pemberlakuan Traffic Separation Scheme (Bagan Pemisah Alur Laut) mulai 1 Juli 2020 diyakini akan meningkatkan lalu lintas kapal di Selat Sunda dan Selat Lombok. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC siap menangkap potensi peningkatan trafik Selat Sund


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor barang konsumsi pada Juni 2020 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang konsumsi pada Juni 2020 tercatat sebesar US$ 1,41 miliar. 

Capaian tersebut meningkat hingga 51,10% dari bulan Mei 2020. Bila dibandingkan dengan bulan Juni tahun lalu, jumlah tersebut juga meningkat 37,15% yoy. 

Baca Juga: Belanja kementerian/lembaga tahun ini diperkirakan akan minus 4,2%, ini sebabnya

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, adanya peningkatan impor barang konsumsi pada bulan tersebut memang menunjukkan adanya peningkatan permintaan untuk konsumsi. Hanya saja, peningkatannya ini masih belum terlalu kuat. 

"Ini bisa dilihat dari tingkat inflasi inti pada Juni 2020 yang melambat pada bulan Juni. Jadi, memang tingkat permintaan domestik belum sepenuhnya pulih ke pra Covid-19 meski sudah ada peningkatan," kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (22/7).

Sejauh ini, Josua sudah melihat kalau pemerintah telah berupaya dalam membangkitkan konsumsi rumah tangga. Salah satu hal yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pemberian gaji ke-13 pada bulan Agustus mendatang. 

Meski memang pemberiannya mundur dari biasanya, akan tetapi pemberian gaji ke-13 ini diharapkan bisa menjaga tingkat konsumsi masyarakat, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN). Apalagi mengingat pada bulan Agustus mendatang pengeluaran masyarakat berpotensi meningkat sejalan dengan tahun ajaran baru sekolah. 

Baca Juga: Ada reformasi birokrasi, belanja pegawai tahun ini diprediksi naik 3%

Dengan demikian, ini juga mampu mengungkit pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2020, juga mampu menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia di kuartal tersebut. 

Akan tetapi, Josua juga mewanti-wanti agar pemerintah tetap mempercepat penyerapan anggaran penanganan COvid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Menurutnya, belanja pemerintah tersebut juga merupakan tumpuan yang kuat bagi perekonomian Indonesia di kuartal III-2020. 

Baca Juga: Ini tiga kebijakan Kemenkeu untuk dorong pemulihan ekonomi di daerah

"Jika penyerapannya berjalan optimal dan produktif di kuartal III-2020, maka nantinya bisa membatasi potensi terjadinya resesi perekonomian nasional," tandas Josua. 

Asal tahu saja, peningkatan impor barang konsumsi secara bulanan dipengaruhi oleh peningkatan impor bawang putih dari China, daging beku tanpa tulang (frozen meat boneless) dari Australia, obat-obatan dari Inggris, juga impor buah pir dari China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×