kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imigrasi disarankan deportasi jurnalis Mongabay karena langgar izin tinggal


Kamis, 23 Januari 2020 / 15:55 WIB
Imigrasi disarankan deportasi jurnalis Mongabay karena langgar izin tinggal


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA- Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana menyarankan agar Imigrasi mendeportasi saja jurnalis Mongobay, Philip Jacobson, asal Amerika Serikat (AS) jika terbukti melakukan pelanggaran. Sebelumnya, Jacobson ditahan sejak 17 Desember 2019 oleh Kantor Imigrasi Palangkaraya atas tuduhan pelanggaran izin tinggal.

Namun,  Hikmahanto  melanjutkan, jika Jacobson melakukan pelanggaran lain di luar imigrasi, bisa saja dilakukan penyelidikan. “Deportasi dilakukan dengan menggunakan dana sendiri atau kalau tidak mampu bisa meminta bantuan kedubes Amerika Serikat,” kata  Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana  Di Jakarta, Kamis (23/1).

Baca Juga: Ditjen Imigrasi sebut Harun Masiku sudah di Indonesia, bagaimana respons KPK?

Hikmahanto melanjutkan, kantor imigrasi punya peran penting untuk melakukan berbagai langkah dan kebijakan strategis sebagai upaya untuk mencegah berbagai bentuk pelanggaran peraturan oleh orang asing di Indonesia.

“Karena itu, kantor imigrasi, mewajibkan setiap orang asing yang berada di wilayah hukum Indonesia wajib memiliki izin tinggal dan izin itu diberikan sesuai dengan izin dan masa berlaku visa yang dimilikinya,” kata  Hikmahanto.

Menurut Hikmahanto  tidak ada batas waktu penahanan bagi pelanggaran izin tinggal di Indonesia. “Bisa lama dan bisa sebentar. Semua tergantung dari tujuan  pihak yang menyalahkan gunakan izin tinggal,” kata dia.

Anggota DPR Firman Subagyo juga mengemukakan hal senada. Menurut  Firman berdasarkan UU keimigrasian seseorang melakukan izin tinggal harus dideportasi dan dilarang masuk ke Indonesia (black list) karena tidak menghormati hukum di Indonesia.

Baca Juga: Warga Tanjung Priok ultimatum Yasonna minta maaf dalam kurun 2x24 jam

Sementara itu, kalau masuk ada unsur pidana lain, maka kepolisian bisa memproses pelanggaran hukum  terkait dengan bukti-bukti pelanggaran.  

“Kalau murni hanya penyalahgunaaan izin tinggal, maka yang berlaku hanya UU migrasi. Kalau ada unsur seperti datang dengan visa bisnis tetapi melakukan operasi intelejen masalahnya menjadi lain. Tetapi hal ini perlu pembuktian dan jika terbukti bisa dikenai pasal berlapis sesuai dengan pelanggarannya,” kata Firman Subagyo.

Kepala Seksi Penindakan Imigrasi Kelas I Palangkaraya Sukran mengatakan, penyalahgunaan visa yang dilakukan dilakukan Jacobson adalah melakukan peliputan dengan menggunakan visa bisnis. 

“Selama ini sudah ada peringatan dalam visa tidak boleh bekerja malah melakukan peliputan selama di Palangkaraya, Tindakan Jacobson melanggar pasal 122 Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian," kata Sukran.

Baca Juga: Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo ditunjuk menjadi penasihat ahli Kapolri

Jacobson bertolak ke Palangkaraya setelah memasuki Indonesia menggunakan visa bisnis. Jacobson ditahan Imigrasi Palangkaraya  saat hendak meninggalkan Palangkaraya ketika imigrasi menarik paspornya, menginterogasinya selama berjam-jam, dan memintanya menunggu. 

Pada 21 Januari 2020, Jacobson secara resmi dijadikan tersangka dan dibawa dalam penahanan. Jacobson dituduh telah melakukan pelanggaran atas Undang-undang Imigrasi 2011, dengan ancaman hukumannya mencapai lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×