kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF: Tindakan cepat G20 akan jadi kunci penyelamatan ekonomi dunia dari resesi


Minggu, 19 Juli 2020 / 12:42 WIB
IMF: Tindakan cepat G20 akan jadi kunci penyelamatan ekonomi dunia dari resesi
ILUSTRASI. IMF memperkirakan, ekonomi global akan menghadapi resesi tahun ini, sebagai dampak berkelanjutan dari pandemi Covid-19.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menggelar pertemuan virtual dengan para Menteri Keuangan (Menkeu) dan gubernur bank sentral negara-negara anggota G20 pada Sabtu (18/7).

Dalam pertemuan tersebut, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengungkapkan kalau awan mendung masih menyelimuti prospek perekonomian global. Ekonomi global diperkirakan menghadapi resesi tahun ini, sebagai dampak berkelanjutan dari pandemi Covid-19. Sementara pada tahun 2021, memang ada pemulihan. Tetapi pemulihannya parsial alias tidak merata.

Untuk meringankan kondisi perekonomian global, Kristalina menganggap tindakan cepat dari negara-negara menjadi kunci. Tak terkecuali tindakan dari negara-negara G20.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown

"Saat kita menapaki krisis di level selanjutnya, kita perlu mengambil langkah kebijakan yang cepat. Selain itu, peningkatan kerjasama internasional juga penting. Tindakan dari negara G20 adalah kunci dari upaya ini," ujar Kristalina dalam pernyataan yang diterima Kontan.co.id, Minggu (19/7).

Untuk mendukung negara-negara dalam memerangi krisis dan mengalahkan momok resesi perekonomian global, terutama dari gelombang kebangkrutan, risiko stabilitas keuangan, pengangguran tinggi, dan meningkatnya kesenjangan, Kristalina mengimbau beberapa langkah.

Pertama, memprioritaskan respons dalam menjaga kesehatan masyarakat. Sambil menyelam minum air, menjaga kesehatan masyarakat sekaligus bisa melindungi masyarakat, pekerjaan, dan aktivitas perekonomian.

"Di seluruh dunia, negara-negara telah menerapkan tindakan luar biasa untuk mendukung individu dan para pekerja. Ini harus dipertahankan, dan dalam beberapa kasus, bahkan perlu diperluas," tutur Kristalina.

Kedua, kebijakan fiskal dan moneter yang perlu diperkuat, sebagai jaring penahan kejatuhan perekonomian sampai akhirnya dunia bisa menemukan jalan keluar yang selamat dari krisis. Kalau dua kebijakan ini lengah saja, maka akan menggagalkan upaya pemulihan yang telah dibangun dan menimbulkan biaya yang lebih besar.

Baca Juga: Dua kunci agar Indonesia bisa selamat dari jurang resesi

Ketiga, perlu adanya kebijakan yang dipersiapkan untuk mendukung perubahan transformasional. Ini disebabkan kemungkinan beberapa sektor yang bisa menyusut secara permanen, dan sebaliknya, ada sektor yang akan melejit seperti sektor digital.

"Kita harus bisa beradaptasi dengan cepat. Karena ini merupakan peluang dalam kita menyalurkan perlindungan sosial yang memadai dan menjadi lapangan kerja baru bagi mereka yang kehilangan atau sedang mencari pekerjaan," tambahnya.

Keempat, negara G20 perlu bersatu untuk membantu negara-negara yang ekonominya paling miskin dan paling rentan, terutama mereka yang sedang berjuang karena terlilit utang yang tinggi atau negara-negara yang bergantung pada sektor yang sedang terpukul.

Kristalina memuji inisiatif penangguhan layanan utang atau debt service suspension initiative (DSSI) yang telah diterapkan G20. Ia pun berharap, inisiatif ini bisa dipertahankan bahkan bisa diperpanjang.

Ia juga mengimbau, agar DSSI semakin efektif, maka negara-negara G20 perlu membuka jalan lebih lebar bagi sektor swasta yang ingin berpartisipasi. Selain itu, negara-negara juga dipandang perlu untuk meningkatkan transparansi utang.

Di samping itu, IMF menyoroti terkait kebutuhan dalam mengisi kesenjangan dalam arsitektur utang internasional. Selain itu, ada juga gagasan tentang pengurangan utang yang lebih komprehensif untuk banyak negara. IMF pun mengaku siap untuk mendukung upaya ini.

Baca Juga: Wah, Jokowi sebut ekonomi Indonesia bisa minus 17% kalau terapkan lockdown

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×