Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
Ketiga, perlu adanya kebijakan yang dipersiapkan untuk mendukung perubahan transformasional. Ini disebabkan kemungkinan beberapa sektor yang bisa menyusut secara permanen, dan sebaliknya, ada sektor yang akan melejit seperti sektor digital.
"Kita harus bisa beradaptasi dengan cepat. Karena ini merupakan peluang dalam kita menyalurkan perlindungan sosial yang memadai dan menjadi lapangan kerja baru bagi mereka yang kehilangan atau sedang mencari pekerjaan," tambahnya.
Keempat, negara G20 perlu bersatu untuk membantu negara-negara yang ekonominya paling miskin dan paling rentan, terutama mereka yang sedang berjuang karena terlilit utang yang tinggi atau negara-negara yang bergantung pada sektor yang sedang terpukul.
Kristalina memuji inisiatif penangguhan layanan utang atau debt service suspension initiative (DSSI) yang telah diterapkan G20. Ia pun berharap, inisiatif ini bisa dipertahankan bahkan bisa diperpanjang.
Ia juga mengimbau, agar DSSI semakin efektif, maka negara-negara G20 perlu membuka jalan lebih lebar bagi sektor swasta yang ingin berpartisipasi. Selain itu, negara-negara juga dipandang perlu untuk meningkatkan transparansi utang.
Di samping itu, IMF menyoroti terkait kebutuhan dalam mengisi kesenjangan dalam arsitektur utang internasional. Selain itu, ada juga gagasan tentang pengurangan utang yang lebih komprehensif untuk banyak negara. IMF pun mengaku siap untuk mendukung upaya ini.
Baca Juga: Wah, Jokowi sebut ekonomi Indonesia bisa minus 17% kalau terapkan lockdown
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News