Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memberikan tanggapan mengenai hasil asesmen Dana Moneter Internasional (IMF) atas perekonomian Indonesia dalam laporan terbarunya.
Dalam laporan Article IV Consultation tahun 2023, IMF menilai Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang baik pasca pandemi melalui kinerja makroekonomi yang kuat, didukung penerapan kebijakan monter dan fiskal secara berhati-hati.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kebijakan forward looking dan sinergi telah berhasil membawa Indonesia menghadapi tantangan global pada tahun 2022 dengan pertumbuhan yang sehat, tekanan inflasi yang menurun, dan sistem keuangan yang stabil.
Baca Juga: Peneriman Pajak Daerah Meningkat, Ini Pendorongnya
Bahkan, Erwin bilang, IMF juga mengapresiasi berbagai kebijakan yang telah ditempuh otoritas Indonesia selama tahun 2022.
Pertama, keberhasilan otoritas untuk kembali kepada batas maksimal defisit fiskal 3%, lebih cepat dari yang diperkirakan dan komitmen otoritas untuk menerapkan disiplin fiskal.
Kedua, penerapan kebijakan moneter yang memadai untuk menjaga stabilitas harga. Ketiga, ketahanan sektor keuangan yang tetap terjaga.
Keempat, penerapan UU Cipta Kerja serta UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, dengan memastikan implementasi yang tepat dan keberlanjutan momentum reformasi untuk mendorong kemudahan berinvestasi, meningkatkan pendalaman pasar keuangan, dan memitigasi dampak scarring dari pandemi.
Baca Juga: Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional, Mendag: Kolaborasi Kunci Kendalikan Pangan
Kelima, strategi diversifikasi Indonesia yang fokus pada upaya hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah ekspor. Keenam, komitmen otoritas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.
"Dalam laporannya, IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia tetap kuat dengan sedikit moderasi di tahun 2023," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Senin (25/6).
IMF juga mencermati beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai, terutama terkait ketidakpastian kondisi ekonomi dan keuangan global yang berpotensi mempengaruhi outlook pertumbuhan.
IMF menyampaikan rekomendasi untuk normalisasi kebijakan fiskal dan moneter sebagaimana kondisi pre-pandemi, keberlanjutan kebijakan sektor keuangan yang mendukung pertumbuhan inklusif, serta reformasi kebijakan secara lebih luas guna mendorong pertumbuhan jangka menengah.
Baca Juga: Badan Pangan Luncurkan Gerakan Pangan Murah di 342 Titik Seluruh Indonesia
Erwin bilang, proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen BI yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional akan berlanjut sejalan dengan kemajuan agenda reformasi.
"Bank Indonesia, pemerintah dan otoritas terkait terus memperkuat sinergi kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong pertumbuhan dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau," terang Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News