Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda meragukan hitungan IMF yang memproyeksikan rasio utang Indonesia akan mengalami tren penurunan hingga 2029.
Menurutnya, rasio utang Indonesia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan pendanaan yang sangat besar, seperti makan bergizi gratis.
Tidak hanya itu, dirinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2029 masih berada di angka 6% saja, serta inflasi berada di angka 3%. Kemudian, pertumbuhan penerimaan negara juga akan berada di level 9%.
Baca Juga: Diwarisi Lanskap Ekonomi Sulit, Akankah Janji-janji Prabowo Terealisir?
Dengan kondisi tersebut, Huda memperkirakan defisit fiskal era pemerintahan Prabowo Subianto akan melewati 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Hutang akan meningkat, bahkan timnya Prabowo pun pernah berujar bahwa rasio utang terhadap PDB bisa mencapai 50%. Itu berbahaya bagi keuangan kita kelak," katanya.
Akibat utang yang meningkat, Huda memperkirakan program pembangunan akan semakin terkikis dan konsenkuensi terparahnya subsidi BBM akan dicabut.
Selanjutnya: Wall Street Dibuka Naik Jumat (25/10), Seiring Penurunan Imbal Hasil US Treasury
Menarik Dibaca: Ini Penjelasan Garuda Indonesia terkait Program Seat Selection
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News