Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Belum lama ini beredar isu mengenai rencana presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan mengerek rasio utang menjadi 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengungkapkan bahwa Tim dari presiden terpilih yakni Burhanuddin Abdullah, Sudrajat Djiwandono dan Thomas Djiwandono telah menemui para ekonom termasuk mantan Menteri Keuangan Chatib Basri untuk membahas terkait pengelolaan fiskal pemerintahan baru.
"Sebenarnya yang ikut diskusi sama saya adalah pak Chatib Basri. Cuma dia gak mau bocorin," kata Chatib dalam acara Market Outlook 2024, Selasa (16/7).
Heri menyebut diskusi tersebut dilakukan pada dua atau tiga minggu yang lalu. Dari diskusi tersebut, dirinya membantah mengenai kebijakan fiskal pemerintahan Prabowo yang beredar selama ini.
Baca Juga: Chatib Basri Prediksi Ekonomi Indonesia Melambat Tahun Ini, Tapi Jauh dari Resesi
"Orang-orang yang memikirkan ekonomi ke depan dan kebijakan itu, itu menurut saya woles-woles aja lah. Gak kaya 50% to GDP dan spendingnya gak bertanggung jawab. Saya rasa jauh dari itu," katanya.
Bahkan dirinya menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo tidak berencana mengerek rasio utang 50% dari PDB hingga tahun 2030.
"Di dalam presentasi mereka ke kita itu sampai tahun 2030 itu masih di kisaran 37% hingga 38% kok," imbuh Hery.
Sebelumnya, rencana presiden terpilih Prabowo Subianto mengerek rasio utang pemerintah hingga 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kembali mencuat.
Pasalnya, kabar tersebut disampaikan langsung oleh saudara sekaligus penasihat Prabowo, Hashim Djojohadikusomo, seperti dikutip dari Reuters. Peningkatan rasio utang hingga 50% terhadap PDB ini akan diikuti dengan peningkatan pendapatan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News