Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China masih memantik banyak kekhawatiran. Hasil negosiasi kedua negara tersebut hingga kini masih ditunggu banyak pihak. Meski begitu, International Monetary Fund (IMF) yakin bahwa ekonomi dunia akan membaik.
Bahkan dalam proyeksi ekonomi terbarunya, April 2018, IMF optimistis ekonomi dunia akan lebih dari proyeksi yang dibuat Januari 2018. “Melihat ekonomi dari negara-negara besar di dunia, sepanjang tahun 2018 akan lebih baik dari proyeksi kami sebelumnya,” tandas Maurice Obstfeld, Economic Conselor, and Director of Research Departement IMF kepada wartawan termasuk Kontan.co.id, Selasa (16/4).
Harga komoditas yang membaik, pasar keuangan, transaksi perdagangan yang terus menunjukkan performa lebih baik baik di negara maju maupun negara berkembang menjadi pencetus keyakinan IMF.
Proyeksi IMF atas ekonomi negara-negara kawasan Euro semisal, akan tumbuh 2,4% naik 0,5% atas proyeksi yang dibuat IMF di Januari 2018. Adapun ekonomi Jepang akan tumbuh di kisaran 1,2%, naik 0,1% dari proyeksi sebelumnya. Adapun China akan tumbuh 6,6%, naik 0,1 dari proyeksi sebelumnya, sedangkan Amerika Serikat (AS) tumbuh 2,9%, lebih tinggi dari 0,6%.
Meski begitu, dalam jangka panjang IMF melihat tantangan serius yang harus dihadapi ekonomi dunia. Yakni, kesempatan kerja yang menurun, rendahkan produktivitas kerja, populasi penduduk yang menua. Ini bisa mempersulit banyak negara untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi per kapita yang lebih sulit tumbuh. Adapun negara-negara berkembang yang mengandalkan ekonomi berbasis komoditas harus mulai melakukan diversifikasi ekonomi. Yakni dengan tidak mengandalkan komoditas.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Maurice Obsfeld menyebut, ekonomi Indonesia dalam tren terus menunjukkan perbaikan. “Ekonomi Indonesia juga akan lebih baik,” ujar Maurice singkat.
Merujuk IMF laporan IMF Artikel IV untuk Indonesia 201, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 6,5% pada tahun 2022, seiring dengan reformasi fiskal dan struktural yang dilakukan pemerintah. Penerimaan negara akan naik 3% terhadap PDB.
Pertumbuhan setinggi 6,5% ini adalah lompatan besar. Pasalnya, dalam artikel yang sama, tahun 2020, ekonomi Indenesia baru tumbuh 5,6% pada 2020, terdorong kenaikan konsumsi dari dalam negeri. Ini artinya, dalam dua tahun, ekonomi Indonesia akan tumbuh 1,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News