Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) memproyeksi defisit anggaran tahun ini berpotensi melebar ke 2,8% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini disebabkan adanya potensi shorfall pada penerimaan negara. Angka tersebut melebar dari target defisit anggaran pemerintah sebesar 1,5% dari PDB.
Senior Resident Representative IMF Indonesia Ben Bingham memproyeksi, penerimaan negara tahun ini hanya akan mencapai 12,1% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara belanja negara hanya akan mencapai 15% dari PDB.
Jika asumsi PDB 2016 dari IMF sebesar Rp 12.629 triliun, maka penerimaan negara tahun ini hanya akan mencapai Rp 1.528,1 triliun. Dengan demikian, penerimaan negara tahun ini akan mengalami shortfall sebesar Rp 294,4 triliun dari total target tahun ini Rp 1.822,5 triliun.
Sementara itu, realisasi belanja negara diperkirakan hanya akan mencapai Rp 1.894.4 triliun. Dengan demikian ada potensi selisih belanja sebesar Rp 201,4 triliun dari target belanja Rp 2.095,7 triliun.
Meski demikian lanjut Ben, defisit anggaran tahun ini bisa dipersempit ke arah 2,5% dari PDB. Hal tersebut berpeluang dicapai jika pemerintah dapat mencari sumber penerimaan lainnya.
"Pengenaan cukai terhadap bahan bakar, tembakau, dan kendaraan bisa meningkatkan penerimaan 0,6% dari PDB," kata Ben, Senin (21/3).
Sementara itu dari sisi belanja, pemerintah bisa meminimalisasi penguluaran nonprioritas. Dengan demikian, pemerintah tidak harus berjuang hingga akhir tahun untuk mengamankan penerimaan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News