kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Hitungan FDI Indonesia versi UNCTAD Lebih Kecil dari Data BKPM, Apa Penyebabnya?


Jumat, 20 Juni 2025 / 16:41 WIB
Hitungan FDI Indonesia versi UNCTAD Lebih Kecil dari Data BKPM, Apa Penyebabnya?
ILUSTRASI. Data investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) rupanya berbeda dengan data yang dicatat United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Data investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) rupanya berbeda dengan data yang dicatat United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

UNCTAD mencatat, realisasi investasi asing atau FDI Indonesia di tahun 2024 hanya sebesar US$ 24,21 miliar atau setara Rp 363,18 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).

Nilai FDI tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan data yang disajikan Kementerian Investasi/BKPM yang mencatatkan FDI sepanjang 2024 mencapai Rp 900,2 triliun. Artinya, terdapat selisih realisasi investasi asing lebih dari setengahnya atau mencapai Rp 537,02 triliun.

Baca Juga: Perbedaan Data FDI Indonesia 2024, Versi UNCTAD Jauh Lebih Rendah dari BKPM

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, memang selalu terjadi perbedaan data antara realisasi investasi asing yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan instansi lain setiap tahunnya.

Kata Wijayanto, ini bukan hal yang baru saja terjadi, bahkan data FDI milik Bank Indonesia (BI) dan BKPM pun kerap berbeda, dengan data milik BKPM selalu lebih tinggi.

“Selalu terjadi perbedaan setiap tahunnya. Perlu alignment cara pengukuran,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (20/6).

Wijayanto mengungkapkan, perbidaan data ini perlu dicarikan solusi, sehingga pemerintah memiliki basis yang solid untuk merencanakan kebijakan. Selain itu, ini juga berguna untuk mengukur hasil kebijakan.

“Data BI mengukur dana yang masuk, artinya cash flow basis. Nah, bisa saja BKPM menggunakan pendekatan lain, misalnya menghitung komitmen investasi atau dengan pendekatan non-cash basis di mana komitmen yang sudah di mulai dianggap sudah terealisir seluruhnya walaupun belum tuntas,” ungkapnya.

Wijayanto sendiri berkeyakinan, realisasi investasi asing di tahun ini bakal jauh lebih besar dari tahun 2024. Pasalnya, dia, di tahun lalu merupakan tahun politik sehingga investor menunggu.

“Saya yakin akan lebih tinggi daripada tahun 2024, karena tahun lalu adalah tahun politik, dimana banyak investor yang wait and see,” imbuhnya.

Baca Juga: Indonesia Masih Kehilangan Momentum FDI, Biaya Investasi Tinggi Jadi Biang Masalah

Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Kemana Menuju? (20 Juni 2025)

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart 20-23 Juni 2025, Beli 1 Gratis 1 Es Krim Magnum-Nugget Hato

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×