kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga awal Maret, penyaluran dana desa telah mencapai Rp 5,34 triliun


Selasa, 09 Maret 2021 / 16:45 WIB
Hingga awal Maret, penyaluran dana desa telah mencapai Rp 5,34 triliun
ILUSTRASI. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi?(Mendes PDTT)?Abdul Halim Iskandar.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, hingga 8 Maret 2021, dana desa yang telah disalurkan mencapai Rp 5,34 triliun. Penyaluran ini setara dengan 7% dari pagu anggaran dana desa tahun ini yang mencapai Rp 72 triliun.

Abdul mengatakan, dari Rp 5,34 triliun dana desa diantaranya digunakan untuk Rp 215,29 miliar dan untuk desa aman covid-19 sebesar Rp 519,74 miliar.

“Sampai 8 Maret 2021, penyerapan dana desa secara nasional sudah sampai pada 23.096 desa,” kata Abdul saat rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana, Selasa (9/3).

Lebih lanjut Abdul mengatakan, dari jumlah pagu anggaran sebanyak Rp 72 triliun, sebanyak Rp 24,08 triliun diantaranya disalurkan pada wilayah yang melakukan PPKM mikro. Hingga 8 Maret 2021, penyerapan dana desa di lokasi PPKM mikro telah mencapai Rp 3,2 triliun yang telah tersalur ke 12.956 desa.

Baca Juga: Penyaluran dana desa di 6 provinsi yang laksanakan PPKM Mikro baru Rp 3,16 triliun

Abdul mengatakan, sejak pandemi covid-19 memasuki Indonesia, pihaknya mensosialisasikan covid-19 dan upaya -upaya pencegahan kepada desa-desa. Termasuk penggunaan dana desa saat pandemi covid-19.

Ia menyebut, penggunaan dana desa tersebut misalnya untuk penyemprotan desinfektan, posko – posko penjagaan dan isolasi bagi warga desa yang baru saja kembali ke desanya atau yang terkena covid-19.

Abdul mengatakan, seluruh desa telah menyiapkan ruang isolasi dengan 85.000 tempat tidur dan menangani 191.610 warga selama kurun waktu sampai dengan desember 2020. Hal ini cukup efektif karena warga masyarakat yang dari luar desa dan tinggal di perantauan, ketika pulang masuk ODP harus isolasi mandiri.

Jika warga tersebut tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri, maka warga tersebut menempati ruang isolasi yang disiapkan dengan dana desa tersebut. “Dari situ terjadi penekanan penyebaran yang cukup rendah terkait covid-19,” tutur Abdul.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pandemi covid-9 selama satu tahun belakangan telah memberi banyak pelajaran bagi semua pihak. Baik secara sosial, ekonomi maupun secara kesehatan.

Baca Juga: Ekonomi mulai pulih, kenaikan ratio utang bisa lebih mini

Dante mengatakan, tren penambahan kasus positif covid-19 biasanya mengalami kenaikan setelah adanya libur panjang. “Peningkatan pergerakan masyarakat akibat liburan tersebut akan memberikan kontribusi ternyata pada penularan, inilah yang menjadi masalah,” ujar Dante.

Dante mengatakan, ada dua hal yang menjadi tantangan yang harus diselesaikan. Yakni tantangan di tingkat masyarakat dan tantangan di tingkat pemerintah.

Tantangan di tingkat masyarakat adalah masyarakat sudah mulai lelah hingga kepatuhan 3M di beberapa tempat menjadi kendur atau longgar. Sehingga masih terdapat masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker.

“Ini harus kita terus upayakan secara keseluruhan tidak semua menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi juga masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan juga menjadi bagian untuk menekan kasus positif (covid-19) tersebut,” ucap dia.

Sedangkan tantangan di tingkat pemerintah adalah testing, tracing dan treatment (3T). Ia bilang, meningkatnya kasus salah satunya karena pemerataan laboratorium tes yang sudah semakin merata dan banyak.

Baca Juga: Meneropong PPKM dari Perspektif Anggaran

“Sekarang tercatat kira – kira 637 laboratorium di seluruh Indonesia yang dapat melakukan konfirmasi positif kasus dengan PCR lab, tapi ini akan terus kita kembangkan dengan penambahan beberapa laboratorium sehingga coverage nya menjadi meningkat,” ucap dia.

Dante mengaku, peningkatan kasus terjadi secara kumulatif dibarengi dengan peningkatan pemeriksaan di laboratorium yang menjadi aktif. Ia bilang, Pemerintah akan terus meningkatkan proses testing yang lebih masif.

Dante mengatakan, laboratorium testing harus ditangani dengan baik karena setelah proses testing adalah proses tracing. Ia mengaku, proses tracing masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemerintah karena Indonesia belum mendapatkan rasio tracing yang direkomendasikan WHO yakni sekitar 1 sampai 30 tracing.

Ia menyebut, saat ini pemerintah tengah meningkatkan proses tracing yang lebih baik. Penguatan proses tracing ini dinilai akan meningkatkan positivity rate kasus yang akan meningkat. Sebab, tracing mencari kasus yang sebelumnya tidak mempunyai gejala, yang sebelumnya tidak datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan.

“Tetapi dengan melakukan ekspansi dengan proses tracing tersebut kita akan harapkan fatality rate nya turun,” tutur Dante.

Selanjutnya: Setahun Pandemi, Laju Kemiskinan Kian Menjadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×