Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di era ketika pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi fenomena umum di sektor teknologi, Prabowo-Gibran mengemukakan inisiatif hilirisasi digital sebagai respons strategis.
Inisiatif ini muncul di tengah sorotan terhadap PHK besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi global, termasuk Google.
Google, melalui perusahaan induknya Alphabet Inc., baru-baru ini mengumumkan PHK terhadap ribuan karyawannya di berbagai departemen, termasuk di divisi Google Assistant, augmented reality, dan unit teknik pusat.
Keputusan ini, yang diklaim Bloomberg sebagai upaya pengurangan biaya, mencerminkan tren otomatisasi yang didorong oleh AI yang meluas di seluruh dunia.
Baca Juga: Hadapi Tantangan EUDR pada Komoditas Sawit, Begini Pandangan Tiga Capres-Cawapres
Situasi ini menimbulkan tantangan besar bagi pasar kerja, terutama di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Prabowo-Gibran menawarkan solusi berupa hilirisasi digital, yang bertujuan untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia dari hulu hingga hilir.
Konsep ini dirancang tidak hanya untuk mengatasi dampak langsung dari PHK, tetapi juga untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi perubahan di masa depan.
Dewan Pakar TKN Budiman Sudjatmiko menjelaskan bahwa hilirisasi digital mencakup pengembangan infrastruktur jaringan dan industri perangkat digital, serta penerapan digitalisasi di berbagai sektor strategis.
"Digitalisasi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses industri di semua lini. Contoh di pertanian bisa menggunakan teknologi untuk pengembangan pupuk dan bibit unggul, IOT Smartfarming, atau e-commerce khusus pangan," kata Budiman dalam keterangan yang diterima Kamis (18/1).
Ini termasuk penggunaan teknologi canggih di sektor pertanian, seperti IOT Smartfarming dan e-commerce khusus pangan, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Baca Juga: CEO Google Sundar Pichai: PHK Tahun Ini Bakal Lebih Banyak
Inisiatif ini juga menargetkan peningkatan sektor-sektor strategis seperti transportasi, retail, logistik, dan pertambangan. Dengan pendekatan ekosistem yang dikenal sebagai DNA (Device, Network, and Application), program ini diharapkan dapat meningkatkan nilai komoditas data negara.
Keamanan siber menjadi aspek penting dalam rencana ini, mengingat ketergantungan yang semakin besar pada data digital.