kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Helmy Yahya ungkap alasan TVRI tak siarkan Liga Indonesia, jawabannya mengejutkan


Rabu, 29 Januari 2020 / 11:49 WIB
Helmy Yahya ungkap alasan TVRI tak siarkan Liga Indonesia, jawabannya mengejutkan
Mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Helmy Yahya (kanan) menerima karangan bunga dari sejumlah pegawai TVRI sebelum mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Drama pemecatan Eks Direktur Utama TVRI Helmy Yahya terus bergulir. Dalam pertemuannya dengan Komisi I DPR RI Selasa (28/1/2020) kemarin, Helmy mengungkap alasan mengapa TVRI tidak menayangkan Liga Indonesia dan memilih menayangkan Liga Inggris. Menurut dia, pembelian hak siar Liga Indonesia lebih mahal hingga empat hingga lima kali lipat jika dibandingkan dengan Liga Inggris. 

"Ada yang tanya kenapa (TVRI) tidak beli Liga Indonesia? Liga Indonesia harganya empat kali lipat, lima kali lipat dari Liga Inggris," kata Helmy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2020). 

Helmy menjelaskan, TVRI mendapatkan harga yang sangat murah untuk membeli hak siar Liga Inggris. TVRI hanya membayar sekitar US$ 2 juta per sesi tayang. "Katakan rezeki anak saleh, mendapatkan kesempatan tayangkan Liga Inggris dengan harga yang sangat murah. Harganya cuma US$ 3 juta, US$ 1 juta itu komitmen diambil iklannya. Kami cuma bayar US$ 2 juta," papar dia. 

Baca Juga: Nama baik tercoreng, Helmy Yahya bakal gugat Dewas TVRI

Helmy menyebut kesempatan itu pun tak mungkin disia-siakannya. Ia yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama TVRI pun memutuskan membeli hak siar Liga Inggris. 

Menurut dia, setiap stasiun televisi membutuhkan killer content untuk menarik penonton. Helmy mengatakan Liga Inggris merupakan killer content bagi TVRI. "Liga Inggris bagi kami adalah killer content, sebuah showcase, sebuah etalase, orang melihatnya dan dia akan masuk lalu dia akan belanja program-program yang lain, yaitu sosialisasi kami, pendidikan kami, dan sebagainya," tutur Helmy. 

Baca Juga: Dewan Direksi TVRI heran Liga Inggris jadi alasan pemecatan Helmy Yahya

Ia pun menegaskan TVRI sangat sanggup membeli hak siar Liga Inggris. Sebab, pembelian Liga Inggris bisa menggunakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TVRI. "Apakah konyol kami dengan PNBP, tidak. PNBP TVRI itu sekitar Rp 150 miliar, kami boleh ambil Rp 120 miliar. Kalau hanya akan bayar Liga Inggris seharga US$ 2 juta atau Rp 28 miliar, kecil, itu pasti kami bisa bayar," kata dia. 

Helmy tak terima jika pembelian hak siar Liga Inggris disebutkan berpotensi gagal bayar seperti kasus di tubuh PT Asuransi Jiwasraya. Menurut dia, kasus antara pembayaran Liga Inggris dan polis nasabah Jiwasraya merupakan hal yang berbeda. "Kalau dianggap kami gagal bayar seperti Jiwasraya, masya Allah sungguh dua perbandingan yang sangat berbeda," ujar Helmy. 

Sebelumnya, Dewan Pengawas TVRI mengatakan, hak siar penayangan Liga Inggris yang dibeli saat Helmy Yahya menjabat Direktur Utama berpotensi menimbulkan gagal bayar atau utang. Anggota Dewas TVRI Pamungkas Trishadiatmoko bahkan menyatakan potensi utang tersebut mirip dengan krisis keuangan di PT Asuransi Jiwasraya. 

Baca Juga: Ini lo alasan pemecatan Helmy Yahya versi Dewan Pengawas

"Saya akan sampaikan kenapa Liga Inggris itu menjadi salah satu pemicu gagal bayar ataupun munculnya utang skala kecil seperti Jiwasraya," kata Moko dalam rapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020). 

Moko menyampaikan, Helmy sempat mengatakan bahwa program Liga Inggris ditayangkan tanpa biaya. Nyatanya, kata dia, penayangan Liga Inggris berbiaya senilai Rp 126 miliar untuk kontrak tiga sesi, yaitu selama 2019-2022. "Setiap sesi berbiaya US$ 3 juta untuk 76 match atau senilai lebih dari Rp 552 juta per pertandingan," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Helmy Yahya: Hak Siar Liga Indonesia Harganya 4 Kali Lipat Liga Inggris"
Penulis : Tsarina Maharani
Editor : Fabian Januarius Kuwado

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×