kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Heboh happy hypoxia, masyarakat diminta tak ramai-ramai beli pulse oximeter


Kamis, 17 September 2020 / 04:14 WIB
Heboh happy hypoxia, masyarakat diminta tak ramai-ramai beli pulse oximeter
ILUSTRASI. Seorang seniman mengerjakan mural?yang didedikasikan kepada spesialis medis, polisi dan angkatan bersenjata yang terlibat dalam menanggulangi penyebaran virus corona (COVID-19), di Almaty, Kazakhstan, Selasa (5/5/2020). REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Biasanya pada orang bergejala, OTG jarang sekali happy hypoxia. Ini tidak terjadi juga pada semua orang (yang terkena Covid-19), tapi ada peluang " kata dia. 

Erlina menjelaskan, semestinya apabila kurang oksigen dalam darah maka orang akan mengalami sesak napas atau gejala lainnya. "Namun ini tidak terjadi pada beberapa pasien Covid-19 karena diketahui pada kondisi itu terjadi kerusakan saraf yang menghantarkan sensor sesak ke otak sehingga otak tidak bisa mengenali ada kejadian kurang oksigen di darah," ujar dia. 

Baca Juga: Muncul happy hypoxia, berikut 11 gejala virus corona menurut WHO

Sebab pada kondisi normal, kata dia, apabila terjadi kekurangan oksigen, maka akan ada sinyal yang dikirim ke otak bahwa tubuh sedang kekurangan oksigen. Oleh sebab itu, biasanya otak pun memberi perintah ke dalam tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya sehingga mengalami sesak. 

"Tapi di pasien Covid-19 terjadi kerusakan pengiriman sinyal ke otak," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masyarakat Diminta Tak Ramai-ramai Beli Pulse Oximeter akibat Heboh Happy Hypoxia"
Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Bayu Galih

Selanjutnya: Gejala Covid-19 Happy Hypoxia, ini peringatan epidemiolog

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×