Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, bila menilik data dari awal pekan hingga hari ini, Kamis (14/9), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 0,23%.
Pergerakan rupiah juga menyumbang pada inflasi, yaitu dari jalur inflasi barang impor (imported inflation).
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengingatkan, kenaikan harga minyak bisa menjadi ancaman bagi pergerakan inflasi.
Namun, "Sejauh ini saya melihat inflasi impor akan berada dalam kisaran fundamental," tegas David kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Tak Signifikan Ungkit Inflasi
Selain itu, beberapa produk tertentu mencatat harga impor barang yang relatif murah sehingga berkontribusi pada inflasi yang sesuai dengan ekspektasi. Plus, saat ini yang memengaruhi inflasi Indonesia paling banyak adalah harga yang bergerak dalam negeri, seperti pangan.
Harga barang pokok seperti beras memang terus meningkat. Tetapi David melihat harga beras cukup stabil karena antisipasi dari pemerintah.
"Pemerintah sudah impor beras sejak awal tahun yang kemudian menjaga pasokan beras dan kemudian menjaga harga," tutur dia.
David pun memperkirakan, inflasi akan terus melandai dan pada September 2023 berpotensi mengarah ke 2% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News