kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.909   0,00   0,00%
  • IDX 6.662   27,23   0,41%
  • KOMPAS100 961   5,16   0,54%
  • LQ45 749   4,23   0,57%
  • ISSI 211   0,99   0,47%
  • IDX30 389   2,00   0,52%
  • IDXHIDIV20 469   2,15   0,46%
  • IDX80 109   0,68   0,62%
  • IDXV30 114   0,47   0,41%
  • IDXQ30 128   0,55   0,43%

Harga pasaran bensin Rp 8.000-an per liter


Selasa, 11 November 2014 / 05:58 WIB
Harga pasaran bensin Rp 8.000-an per liter
ILUSTRASI. Pemprov DKI Jakarta berencana menerapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk sukseskan KTT ASEAN.


Reporter: Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia kembali anjlok. Bahkan kini posisinya di bawah US$ 80 per barel. Penurunan harga minyak dunia inilah yang menjadi dasar untuk menentang rencana pemerintah menaikkan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bulan ini. Kalau pun naik, kenaikan harga bensin dan solar tak lebih dari Rp 3.000 per liter.

Namun Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir, menjelaskan, penurunan harga minyak dunia tak serta merta meringankan beban subsidi. Dia menyatakan, saat ini harga pasar bensin masih di atas Rp 6.500 per liter. Kalkulasi dia, dengan mengacu pada harga minyak mentah dunia US$ 80 per barel dan kurs Rp 12.000 per dollar AS.

"Harga keekonomian premium saat ini sekitar Rp 8.600 per liter," kata Ali, tanpa merinci, Senin (10/11).

Sebenarnya, penentuan harga BBM jenis tertentu, termasuk premium, di Indonesia menggunakan acuan Means of Platts Singapore (MoPS). Ini adalah penilaian produk trading minyak di kawasan Asia yang dibuat Platts, anak perusahaan McGraw Hill Financial dari Amerika Serikat. Dengan acuan itu, formula harga BBM adalah MoPS plus komponen alpha (margin dan fee distribusi).

Tahun 2014, pemerintah menetapkan alpha Rp 734,20 per liter. Selain itu, menurut para ekonom, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) juga bisa menjadi pengganti MoPS. Namun, yang patut diketahui dalam penghitungan biaya keekonomian BBM adalah hitungan per 1 barel setara tidak sepenuhnya setara 159 liter. Sebab, tiap satu barel minyak mentah hanya bisa menghasilkan sekitar 85% premium atau sekitar 135 liter.

Dengan demikian, perhitungan harga pasar BBM adalah ICP dikalikan nilai tukar rupiah dibagi dengan jumlah liter dalam satu barel, lalu ditambah komponen alpha. Hitung punya hitung, formula ini menghasilkan harga premium tanpa subsidi saat ini Rp 8.734,20 per liter. "Hitungan kami, dengan ICP US$ 90 per barel dan kurs Rp 12.000 per dollar AS, harga keekonomian premium adalah sekitar Rp 8.700 per liter," ujar Dian Ayu Yustina, Ekonom Bank Danamon.

Dengan kata lain, pemerintah tak perlu menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 per liter. "Cukup Rp 2.000 per liter saja," tandas Dian. Alasannya, harga minyak ke depan masih bisa naik lagi.Selain itu, nilai tukar rupiah juga sedang melemah. Karena itu, tren penurunan harga minyak menjadi momentum tepat untuk mengurangi anggaran subsidi BBM. Yang pasti anggaran negara perlu diarahkan ke kegiatan produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×