kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,25   6,92   0.77%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga kopi ekspor lebih murah, pengusaha tertarik jual ke domestik


Selasa, 25 Desember 2018 / 12:27 WIB
Harga kopi ekspor lebih murah, pengusaha tertarik jual ke domestik
ILUSTRASI. Biji kopi


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo menyebutkan bahwa harga kopi, hingga akhir tahun diprediksi masih akan terus tertekan akibat rendahnya harga komoditas kopi di pasar global yakni US$ 1.600 per ton, di mana sebelumnya harga kopi lokal sempat mencapai US$ 2.100 per ton untuk pengiriman ICE Futures di Desember 2018.

Terkait hal tersebut Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang harga kopi Indonesia masih jauh lebih mahal daripada negara lain, namun demikian Bambang tidak menyebutkan berapa pastinya harga kopi saat ini. “Tidak, justru untuk ekspor kopi kita itu lebih tinggi harganya daripada negara lain. Bahkan ada indikasi Vietnam pun numpang Indonesia untuk mengekspor,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Moelyono menyebut bahwa harga kopi internasional yang sangat murah ini juga memicu enggannya eksportir mengekspor kopi dan memilih untuk menjualnya di dalam negeri. “Harga masih tetap akan tertekan, karena Vietnam panen tahun ini cukup bagus. Kalau awal tahun harga di US$ 1900 per ton . Kalau harga kopi Vietnam dibawah kita,” Moelyono.

Hal senada dengan Moelyono, Hutama Sugandhi selaku Ketua Umum Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki), mengungkapkan bahwa turunnya ekspor kopi akibat pasar Indonesia lebih menarik daripada pasar luar negeri.

Hal ini lantaran perbedaan harga yang jauh lebih menguntungkan jika dijual didalam negeri dimana di pasar domestik jenis robusta berkisar Rp 26.000 sampai Rp 27.000 per kg, sedangkan untuk di ekspor harganya cukup murah yakni Rp 24.000 per kg.

“Selain produksi nasional yang menurun , kebutuhan konsumsi lokal tinggi. Dan para eksportir melihat kebutuhan dalam negeri yang tinggi dengan harga yang lebih baik daripada di ekspor, sehingga banyak di jual ke lokal,” ujar Hutama.

Namun Bambang mengklaim bahwa produksi kopi di tahun 2018 meningkat, catatan Kemtan menyebut bahwa produksi kopi tahun 2017 adalah 668.677 ton dan estimasi produksi kopi tahun 2018 adalah 674.636 ton.

“Kita produksi meningkat kok untuk kopi dan kita harus bangga dong, karena memang kita genjot untuk konsumsi dalam negeri. Supaya ketergantungan ekspor bijih bisa kita kurangi, sehingga dinamnika ekonomi global bisa kita eliminir dengan baik,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×