kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Andalan Ekspor Indonesia Terancam Turun pada Semester II 2022


Senin, 11 Juli 2022 / 18:07 WIB
Harga Komoditas Andalan Ekspor Indonesia Terancam Turun pada Semester II 2022
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Harga Komoditas Andalan Ekspor Indonesia Terancam Turun pada Semester II 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peningkatan harga komoditas selama dua tahun berjalan membawa angin segar bagi kinerja ekspor Indonesia. Sayangnya, tren peningkatan harga komoditas ini tak bisa bertahan selamanya. 

Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, harga komoditas andalan ekspor Indonesia misalnya, seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara bakal menurun pada semester II-2022. 

“Kami memperkirakan harga CPO terkoreksi cukup dalam. Belum lagi ada volume perdagangan yang diperkirakan turun, sehingga ini bisa mengurangi kinerja ekspor,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Senin (11/7). 

Baca Juga: Ekonom Prediksi Harga Komoditas Lebih Berfluktuasi pada Semester II 2022

Menurut hitungan Faiz, harga CPO pada semester II-2022 ini bisa tergerus 3% hingga 5% bila dibandingkan dengan tahun 2021. Pun dengan harga batubara diperkirakan bisa menurun sebesar 1% dari tahun lalu. 

Sedangkan untuk volume perdagangan di semester II-2022, diperkirakan tergerus sekitar 3% year on year ) hingga 4% bila dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini. 

Faiz pun melihat, ini menjadi satu risiko yang bisa memengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi. Apalagi, kontribusi net ekspor juga ada terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

Baca Juga: Pasar Reksadana Tertekan, Jadi Peluang Tambah Porsi Kepemilikan

Namun, di sisi lain, Faiz mengatakan konsumsi rumah tangga dan investasi domestik cukup resilien di tengah naiknya kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir. Selain itu, progres pemulihan ekonomi domestik juga masih ada meskipun ada tekanan dari global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×