Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan harga komoditas selama dua tahun berjalan membawa angin segar bagi kinerja ekspor Indonesia. Nah, di semester II-2022 ini, nampaknya ada ujian bagi kinerja ekspor Indonesia.
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan, harga-harga komoditas andalan ekspor Indonesia berpotensi mengalami fluktuasi harga. Ia mengingatkan, bila pun mengalami peningkatan, peningkatan harga komoditas akan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
“Bisa melihat tren sekarang, harga batubara masih cenderung kuat. Sedangkan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berada dalam tren melemah,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (11/7).
Baca Juga: Lebih Mahal dari Ikan, Budidaya Udang Digandrungi Hingga Luar Jawa
Menurut perkiraan Faisal, harga batubara di akhir tahun 2022 bisa berada di kisaran US$ 220 per ton, atau lebih rendah dari periode saat ini yang bahkan pada pekan lalu harga batubara tembus US$ 400 per ton.
Meski begitu, harga batubara pada akhir tahun ini diperkirakan masih lebih tinggi dari US$ 159,79 per ton pada tahun lalu.
Sedangkan harga CPO pada akhir tahun ini diperkirakan berada di kisaran US$ 1.000 per ton hingga US$ 1.300 per ton, bila dibandingkan dengan level rata-rata pada akhir tahun 2021 yang pada waktu itu sebesar US$ 1.070 per ton.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Ramal Cadangan Devisa Juni 2022 Berpotensi Turun Lagi
Selain dari sisi pergerakan harga komoditas, Faisal pun mewanti-wanti volume ekspor Indonesia bakal mengalami tekanan pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan mulai naiknya risiko resesi di negara-negara besar yang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia.