kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.314   -6,00   -0,04%
  • IDX 7.417   18,73   0,25%
  • KOMPAS100 1.042   -2,38   -0,23%
  • LQ45 788   -0,35   -0,04%
  • ISSI 247   -0,42   -0,17%
  • IDX30 409   0,38   0,09%
  • IDXHIDIV20 469   2,84   0,61%
  • IDX80 118   -0,23   -0,19%
  • IDXV30 119   0,09   0,07%
  • IDXQ30 130   0,39   0,30%

Harga iPhone Tetap Mahal meski Ada Tarif 0% untuk Produk AS, Mengapa Demikian?


Selasa, 22 Juli 2025 / 05:58 WIB
Harga iPhone Tetap Mahal meski Ada Tarif 0% untuk Produk AS, Mengapa Demikian?
ILUSTRASI. iPhone tidak masuk dalam daftar produk yang mendapatkan pembebasan tarif karena status produksinya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Kompas TV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pemerintah Indonesia resmi memberikan tarif bea masuk 0% untuk sejumlah produk asal Amerika Serikat (AS) dalam kesepakatan perdagangan terbaru dengan Presiden AS, Donald Trump.

Tujuan kebijakan ini adalah menurunkan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, iPhone tidak masuk dalam daftar produk yang mendapatkan pembebasan tarif karena status produksinya.

“Dampak dari 0% tarif produk Amerika itu bukan iPhone-nya jadi murah, karena iPhone ini made in-nya China. Banyak produk AS yang masuk ke Indonesia juga produksinya bukan dari Amerika, tapi dari China,” ujar Bhima kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Tarif 0% Hanya untuk Produk Asli Buatan AS

Meskipun Apple adalah perusahaan asal AS, tetapi iPhone diproduksi di pabrik-pabrik di Tiongkok.

Oleh karena itu, secara aturan negara asal, produk ini tidak dianggap sebagai barang buatan AS.

Sementara kebijakan tarif 0% hanya berlaku untuk barang yang diproduksi di AS.

Baca Juga: Ada Tarif Trump, Industri Sarung Tangan RI Bidik Perluasan Pasar Ekspor

Dengan begitu, produk-produk elektronik populer seperti iPhone, laptop, atau printer—yang mayoritas produksinya dari China—tidak terdampak kebijakan ini.

Sebaliknya, kebijakan ini menyasar produk-produk utama asal AS seperti:

  • Suku cadang pesawat
  • Mesin dan plastik
  • Obat-obatan dan produk farmasi
  • Energi seperti BBM, LNG, elpiji
  • Produk pertanian seperti kedelai, gandum, jagung

Petani Lokal Terancam, Konsumen Diuntungkan

Bhima juga menyoroti dampak serius tarif 0% terhadap produsen dalam negeri, terutama di sektor pertanian dan peternakan.

Produk seperti susu, olahan susu, dan jagung lokal berisiko tersingkir karena kalah bersaing dengan produk impor dari AS.

“Sebelum kebijakan tarif saja, Indonesia sudah jadi negara tujuan ekspor dairy product nomor 7 bagi AS. Sekarang bisa makin parah, permintaan produk susu lokal bisa hilang sama sekali,” ungkap Bhima.

Tonton: Ini Produk AS yang Bakal Lebih Murah Setelah RI Beri Tarif 0% ke Trump, Bukan iPhone

Ancaman serupa juga berlaku untuk petani kedelai, sebab saat ini saja 80% kebutuhan kedelai nasional masih bergantung pada impor.

Dengan pembebasan tarif, produk kedelai AS akan lebih mudah masuk, memperbesar risiko ketergantungan dan mematikan sektor produksi dalam negeri.

“Konsumen senang, tetapi petani kedelai tentunya juga akan menjerit dengan tarif 0% dari barang Amerika,” tegasnya.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv berjudul: "Kenapa iPhone Tetap Mahal meski Ada Tarif 0% untuk Produk AS? Ini Penjelasannya"

Selanjutnya: Pinjaman Industri Pindar Tembus Rp 82,59 T, Simak Daftar Pinjol Resmi OJK Juli 2025

Menarik Dibaca: Bunga Telang Ternyata Punya Banyak Manfaat lo, Ini Dia Khasiatnya untuk Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×